Baru-baru ini heboh soal bayi di Gresik meninggal setelah kaget mendengar kerasnya suara ledakan petasan. Bayi berinisial HDN itu merupakan anak kedua dari pasangan suami-istri Nurhasim dan Nur Faizah, warga Jatirembe, Benjeng, Gresik.
Menurut pengakuan tante korban, Nufus, keponakannya itu sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama 6 hari sebelum meninggal. Ia menyebut, hasil CT scan keponakannya menunjukkan adanya pembuluh darah otak pecah.
"Di sana keponakan saya sudah koma sehingga dimasukkan ke dalam ruang ICU. Berdasarkan hasil CT scan, ada pembuluh darah otak pecah," jelas Nufus, dikutip dari detikJatim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nufus menjelaskan, menurut dokter yang merawat, penyebab pembuluh otak HDN pecah disebabkan sebuah benturan. Padahal, keponakannya tak pernah terbentur apapun.
"Setelah kita jelaskan bahwa tidak pernah terbentur, dokter bilang bahwa pecahnya pembuluh otak itu juga bisa disebabkan karena kaget yang luar biasa," jelas Nufus.
Terkait hal tersebut, dokter spesialis anak, dr Kurniawan Satria Denta, M,Sc, SpA, mengungkapkan bahwa pada bayi, masih terdapat reflek moro atau refleks kaget yang bisa muncul saat suara keras terjadi. Ia juga menyebut, bayi berusia di bawah 60 hari rentan mengalami cedera kepala.
"Jadi bisa saja ada cedera kepala/perdarahan yang terjadi setelahnya. Belum tentu ada benturan keras. Tanpa terlihat adanya benturan keras, perdarahan spontan di kepala bayi bisa terjadi," katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (28/4/2023).
Menurut dr Denta, suara keras dari petasan belum tentu menjadi penyebabnya, namun bisa jadi 'trigger' awal terjadinya kondisi tersebut.
Adapun perdarahan spontan di kepala bisa terjadi pada semua bayi, namun lebih berisiko pada bayi dengan kondisi tertentu, seperti prematur atau defisiensi vitamin K.
Selain itu, dr Denta juga membeberkan dampak fatal lainnya yang bisa dialami oleh bayi saat mendengar suara keras.
"Kemungkinan terbesar adalah akan menyebabkan gangguan pendengaran, mulai dari ringan sampai berat," lanjutnya lagi.
(suc/up)











































