Kemungkinan Alasan Otak Pria Ini 'Meledak' usai Bersin hingga Berujung Stroke

Kemungkinan Alasan Otak Pria Ini 'Meledak' usai Bersin hingga Berujung Stroke

Averus Kautsar - detikHealth
Jumat, 05 Mei 2023 18:32 WIB
Kemungkinan Alasan Otak Pria Ini Meledak usai Bersin hingga Berujung Stroke
Seorang pria di AS mengalami otak 'meledak'. (Foto: Getty Images/janiecbros)
Jakarta -

Pria bernama Sam Messina asal Alabama, Amerika Serikat mengalami otak 'meledak' setelah bersin. Setelah diperiksa, terungkap jika pria tersebut mengalami perdarahan otak berbahaya usai bersin. Kondisi tersebut menyebabkan gumpalan darah pecah di dalam tengkoraknya.

Tekanan bersin yang terjadi pada pria 26 tahun tersebut menyebabkan darah keluar menyembur keluar dari hidungnya. Hal tersebut memicu stroke dan membuat Sam pingsan beberapa menit setelahnya.

Ketika diperiksa oleh tim dokter, pria tersebut akhirnya didiagnosis mengalami arteriovenous malformation (AVM). Penyakit tersebut berkaitan dengan kondisi yang menyebabkan kusutnya pembuluh darah yang menghubungkan arteri dan vena di otak. Jika arteri dan vena pecah, hal tersebut dapat menyebabkan perdarahan di kepala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Otak saya kurang lebih seperti meledak dan gumpalan keluar dari lubang hidung saya. Hal tersebut menyebabkan saya stroke dan pingsan. Saya seharusnya sudah mati," ucap Sam dikutip dari Daily Mail, Jumat (5/5/2023).

Penyebab arteriovenous malformation (AVM)

AVM dapat terjadi dan berkembang di tubuh, namun lokasi yang paling umum adalah di otak dan sumsum tulang belakang. Selain itu, umumnya penyakit ini terjadi pada pria.

ADVERTISEMENT

Hingga saat ini belum ada penyebab pasti dari AVM. Namun, peneliti percaya bahwa sebagian kasus AVM pada otak sudah ada semenjak lahir dan terbentuk selama perkembangan janin.

Dikutip dari Cleveland Clinic, sebagian kasus lainnya juga dilaporkan pada pasien yang memiliki trauma di kepala atau infeksi tertentu. Dalam jumlah kasus yang jarang, AVM juga dianggap sebagai penyakit turun-temurun.

Namun, hingga saat ini belum jelas apakah hal tersebut disebabkan oleh faktor genetik ataupun hanya kebetulan. Dimungkinkan juga orang tua mewariskan kondisi medis lain yang dapat meningkatkan risiko AVM otak seperti hereditary hemorrhagic telangiectasia (HHT).

Kondisi AVM otak mungkin tidak akan menunjukkan gejala sampai AVM pecah dan mengakibatkan perdarahan. Hampir dari seluruh kasus AVM otak, perdarahan menjadi tanda pertama. Namun berikut ini adalah beberapa tanda lain yang dapat terjadi dikutip dari Mayo Clinic:

  • Kejang
  • Sakit kepala parah atau nyeri di salah satu area kepala
  • Kelemahan otot atau mati rasa di salah satu bagian tubuh
  • Kehilangan penglihatan dan kesulitan berbicara
  • Kebingungan atau ketidakmampuan memahami orang lain
  • Ketidakstabilan yang parah



(avk/naf)

Berita Terkait