Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Buatan Dosen IPB Sudah Diunduh 176 Negara

Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Buatan Dosen IPB Sudah Diunduh 176 Negara

Celine Kurnia - detikHealth
Senin, 08 Mei 2023 12:15 WIB
Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Buatan Dosen IPB Sudah Diunduh 176 Negara
Dosen IPB Medhanita Dewi Renanti yang membuat aplikasi penerjemah tangisan bayi. (Foto: Dok. youTube IPB)
Jakarta -

Dosen sekolah vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat inovasi baru tentang alat penerjemah bayi. Medhanita Dewi Renanti, S Kom, M Kom membuat aplikasi Madsaz yang dapat mengklasifikasikan 5 jenis tangisan bayi dengan tingkat akurasi mencapai 94 persen.

Medhanita mengatakan saat ini ia dan tim masih fokus pada bahasa bayi yang bersifat universal pada usia 0-3 bulan. Bahasa bayi tersebut diklasifikasi menjadi 5 tangisan, yaitu saat bayi merasa lapar, mengantuk, bersendawa, kembung, hingga perasaan tidak nyaman. Namun, ia akan mengembangkan aplikasi tersebut agar bisa mendeteksi jenis tangisan bayi lebih spesifik.

"Nanti ke depannya mau lebih fokus untuk deteksi penyakit- awal bayi. Harapannya lebih bisa mendeteksi awal. Jadi orang tua dan lingkungan bisa bikin treatment biar sembuh. Lalu dari mimik bayi. Ada kombinasi voice sama mimik," ungkapnya dalam program Detik Pagi, Senin (8/5/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Medhanita memaparkan sejak Februari lalu sudah ada 176 negara yang mengunduh dengan 257 ribu pengguna aktif. Aplikasi tersebut tersedia dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Saat ini, Madsaz hanya bisa diunduh di perangkat android.

Aplikasi Madsaz dapat digunakan pada bayi usia berapa pun. Namun, tingkat akurasi tertinggi, yaitu 94 persen tercapai untuk bayi usia 0-3 bulan dengan noise minimal.

ADVERTISEMENT

"Kalau dengan noise sedang kami kembangkan. Kelemahannya kalau ada noise, seperti ibu ngobrol, keramaian, akurasi agak menurun. Jadi bagaimana biar ada noise tapi akurasi tetap meningkat," tuturnya.

Ia mengaku ada beberapa developer aplikasi dari negara lain yang menghubungi untuk 'membeli' aplikasi tersebut. Namun, Medhanita menolak.

"Beberapa dari negara lain sudah ada yang menghubungi, tapi saya mau memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Jadi sementara 'tidak', tegas Medhanita.

Melalui aplikasi tersebut, Medhanita berharap orang tua merasa terbantu karena mudah mengetahui keinginan anak sebenarnya. Hal ini membuat orang tua memberi respon lebih cepat ketika bayi menangis dan mengurangi tingkat stres pascamelahirkan.




(kna/kna)

Berita Terkait