Dosen IPB Buka-bukaan soal Cara Kerja Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi

Round Up

Dosen IPB Buka-bukaan soal Cara Kerja Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 09 Mei 2023 07:00 WIB
Dosen IPB Buka-bukaan soal Cara Kerja Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi
Dosen Vokasi IPB Medhanita Dewi Renanti yang membuat aplikasi penerjemah tangisan bayi. (Foto: Dok. youTube IPB )
Jakarta -

Dosen Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Medhanita Dewi Renanti mengembangkan aplikasi yang sangat bermanfaat untuk para orang tua. Aplikasi bernama Madsaz ini berfungsi untuk menerjemahkan arti tangisan bayi.

Sejak Februari lalu, aplikasi ini sudah diunduh pengguna dari 176 negara dengan 257 ribu pengguna aktif. Aplikasi tersebut tersedia dalam bahasa Indonesia dan Inggris, tetapi saat ini hanya bisa diunduh di perangkat Android.

Ide Terbentuknya Aplikasi Madsad

Medhanita menceritakan ide pembuatan aplikasi ini muncul saat dirinya hamil anak pertama. Kala itu, ia mengikuti seminar tumbuh kembang anak bersama beberapa pakar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa di antaranya sudah mendapat sertifikat dari Australia untuk mengidentifikasi dan mengenal jenis tangisan bayi. Penelitian itu semakin berkembang karena masyarakat yang antusias dengan karyanya, dan ia mulai melanjutkan penelitian tersebut untuk program S3.

"Waktu itu dicoba langsung. Ada bayi lalu dokternya tp blm ada software. Kepikiran sih. 'Oh berarti sinyal bayi bisa diolah. Manusia aja bisa, apalagi komputer. Akhirnya kepikiran pada 2011 bikin tesis ke arah sinyal processing," cerita Medhanita dalam program Detik Pagi, Senin (8/5/2023).

ADVERTISEMENT

Batas Usia Bayi untuk Menggunakan Madsaz

Medhanita menjelaskan aplikasi madsaz ini bisa mendeteksi 5 jenis tangisan bayi. Hebatnya, tingkat akurasi dari aplikasi ini bisa mencapai 94 persen.

Ia menjelaskan, aplikasi ini bisa digunakan pada bayi di usia berapa saja. Namun, untuk akurasi tertinggi hanya bisa di usia tertentu.

"Untuk aplikasi sebenarnya bisa digunakan untuk usia berapa pun. Tapi, memang akurasi tertinggi di angka 94 persen itu untuk bayi 0-3 bulan tanpa noise," jelas Medhanita dalam Detik Pagi, Senin (8/5/2023).

"Kalau dengan noise sedang kami kembangkan. Kelemahannya kalau ada noise, seperti ibu ngobrol, keramaian, akurasi agak menurun. Jadi bagaimana biar ada noise tapi akurasi tetap meningkat," lanjutnya.

NEXT: Cara Kerja Aplikasi Madsaz

Cara Kerja Madsaz

Medhanita menjelaskan cara kerja aplikasi ini adalah dengan mengartikan atau menerjemahkan tangisan bayi. Nantinya, suara tangisan bayi itu akan diekstraksi cirinya dan diproses.

"Jadi, saat ada sinyal tangisan bayi baru itu akan diproses. Di ekstraksi cirinya, kemudian dibandingkan dengan jarak terdekat dari 'cetakan' (jenis tangisan) yang ada," jelas Medhanita dalam DetikPagi, Senin (8/5/2023).

"Sudah ada lima 'cetakan' yaitu bayi lapar, bayi ngantuk, ingin sendawa, sakit perut dan tidak nyaman karena popoknya basah, serta udara panas-dingin," lanjutnya.

Kemudian, suara tangisan itu akan dihitung jarak dekatnya dengan ciri tangisan yang lebih mendominasi. Dari sini klasifikasi tangisan bayi itu didapatkan.

"Kalau bayi lapar ada N-nya di awal. 'Neh neh neh.' Jadi lidah bayi agak nempel sama langit-langit. Kalau bayi ngantuk bayi hampir sama kayak manusia menguap. 'A a a a'," tutur Medhanita.

"Kalau sendawa frekuensinya agak lebih cepat, misalnya 'Eh eh eh. Kalau kombinasi (lapar dan mau sendawa) 'Eh eh eh neh neh neh.' Diambil dominannya yang paling sering dibunyikannya apa," sambung dia.

Sejauh ini, aplikasi madsaz ini sudah dilirik beberapa developer aplikasi dari negara lain. Mereka menghubungi untuk 'membeli' aplikasi tersebut, tetapi Medhanita menolak.

Melalui aplikasi tersebut, Medhanita berharap orang tua merasa terbantu karena mudah mengetahui keinginan anak sebenarnya. Hal ini membuat orang tua memberi respon lebih cepat ketika bayi menangis dan mengurangi tingkat stres pascamelahirkan.

Halaman 2 dari 2
(sao/suc)

Berita Terkait