Band asal Inggris Coldplay menggelar konser di Indonesia tahun ini. Tur yang bertajuk 'Coldplay Music of The Spheres World Tour Jakarta' rencananya akan digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat pada 15 November mendatang.
"Halo Indonesia, apa kabar? Kami sangat senang untuk mengumumkan bahwa kami akan menggelar konser di Indonesia," sapa vokalis Coldplay, Chris Martin dikutip dari akun @pkentertainment.id, Selasa (9/5/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman ini disambut dengan euforia para penggemar, terlebih ini merupakan konser perdana Chris Martin dan kawan-kawan di Tanah Air. Para penggemar siap 'war' tiket konser tur Coldplay di Indonesia mulai 17 Mei mendatang.
Di tengah animo yang tinggi, banyak fans yang mewanti-wanti orang-orang yang FOMO untuk tidak ikut-ikutan 'war' tiket. Seperti diketahui, FOMO adalah Fear of Missing Out.
"Thanks PK! Buat yg FOMO doang plis nggak usah ikutan war tiket kah," komentar @mis****l_s dalam akun PK Entertainment.
"Tolong banget ini, kalo yang FOMO jangan yah. Kasih kesempatan yg bener bener cinta ini. Apalagi yang tau cuma lagu Fix You," timpal akun @pan***dua.
"Jangan lupa war sama fomo fomo," kata akun @sib**0.
Terkait hal ini, founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi sempat menjelaskan FOMO merupakan fenomena perasaan takut tertinggal akan sesuatu, khususnya yang sedang 'ngetren'. Bisa saja terkait tren makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya.
"Fenomena FOMO sendiri adalah fenomena sosial di mana belakangan ini tren yang singkatan dari Fear of Missing Out. Kuncinya adalah perasaan takut tertinggal akan sesuatu," ujar Sari ketika dihubungi oleh detikcom, beberapa waktu lalu.
Penyebab FOMO
Menurut Sari, penyebab FOMO cukup beragam. Salah satunya yaitu agar eksistensinya diakui di lingkungan sosial.
"Atau mungkin ada keinginan juga kalau orang lain memandang dia, lebih tahu gitu tentang fenomena itu juga memiliki pengalaman lebih banyak. Jadi semacam eksistensi lah ya," kata Sari.
Konformitas juga dapat menjadi penyebab lain dari FOMO. Konformitas adalah sesuatu yang dilakukan banyak orang secara bersama-sama.
Sari menyebut, perilaku konformitas berpengaruh lantaran menjadikan sesuatu yang umum menjadi sesuatu yang wajib dilakukan.
"Konformitas juga berpengaruh di sini, di mana ada sesuatu yang dilakukan oleh lebih banyak orang, secara bersama-sama," kata Sari.
"Di satu situasi tertentu itu membuat orang, kalau di lingkungan sosial itu menjadi sesuatu yang wajar, yang umum, yang seolah-olah menjadi wajib dilakukan padahal itu tidak," lanjutnya.
Ia menambahkan, FOMO juga bisa disebabkan oleh keinginan seseorang untuk bergabung ke satu kelompok tertentu. FOMO bisa dijadikan strategi atau cara seseorang agar diterima dalam sebuah kelompok.
(hnu/naf)











































