Ahli Mesir Kuno Kena Penyakit Misterius usai Buka Makam Mumi, Kena Kutukan?

Ahli Mesir Kuno Kena Penyakit Misterius usai Buka Makam Mumi, Kena Kutukan?

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Sabtu, 13 Mei 2023 10:30 WIB
Ahli Mesir Kuno Kena Penyakit Misterius usai Buka Makam Mumi, Kena Kutukan?
Mumi mesir kuno. (Foto: REUTERS/MOHAMED ABD EL GHANY)
Jakarta -

Seorang ahli mesir kuno Ramy Romany menceritakan pengalaman anehnya setelah membuka peti mumi Mesir Kuno. Dia jatuh sakit setelah membuka sebuah makam untuk acara TV Discovery Channel Mummies Unwrapped pada tahun 2019.

Saat itu, mereka pergi ke sebuah makam yang tidak dibuka selama lebih dari 600 tahun. Dia menggambarkan kondisi makam tersebut yang curam dan banyak tangga.

Sehari setelah membuka peti makam Mesir Kuno itu, dia mengaku mengalami penyakit aneh. Demamnya sangat tinggi, mencapai 42 derajat celcius dan mulai batuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mulai batuk darah. Mereka punya dokter untuk saya. Saya hampir mati," kenangnya dikutip dari DailyMail, Minggu (13/5/2023).

Kena kutukan Firaun?

Penyakit aneh juga sempat menyerang penggali makam mumi kuno pada tahun 1923. Saat itu, lebih dari 20 orang meninggal dalam kondisi aneh setelah membuka makam mumi Tutankhamun di Luxor.

ADVERTISEMENT

Seorang pria, Lord Carnarvon, dikabarkan tewas setelah pembukaan makam tersebut. Publik yang hiruk pikuk menyalahkan 'Kutukan Tutankhamun' dan berspekulasi tentang kekuatan supernatural orang Mesir kuno.

Pada tahun 2002, sebuah penelitian dilakukan untuk menganalisis kematian terkait pembukaan makam Tutankhamun antara tahun 1923 dan 1926. Para peneliti melihat berapa lama 25 orang bertahan hidup setelah membuka makam mumi.

Mereka menemukan bahwa tidak ada peningkatan angka kematian yang signifikan di antara mereka yang terlibat dalam penggalian makam, menghilangkan mitos kutukan tersebut.

Memang, Lord Carnarvon meninggal lima bulan setelah dia pertama kali memasuki makam, dan selama periode itu tidak menunjukkan gejala apa pun. Hal ini menyebabkan beberapa ilmuwan berpendapat bahwa kematiannya tidak terkait dengan pekerjaan arkeologinya.

Pada tahun 2003, dua dokter London menulis kepada The Lancet dan menjelaskan bahwa dia bisa saja terinfeksi setelah menghirup spora jamur Aspergillus. Jamur ini telah terdeteksi, antara lain, pada artefak kuno lainnya, termasuk mumi Ramses II.

Aspergillus memangsa orang yang sistem kekebalannya sangat lemah karena penyakit. Ketika menyerang manusia, itu menyebabkan kondisi yang disebut aspergillosis, yang terutama menyerang paru-paru.

Di peti mumi, jamur bisa tumbuh menjadi gumpalan hingga sebesar bola tenis yang sangat sulit untuk diberantas. Infeksi dapat berkembang menjadi aspergillosis invasif, di mana ia menyebar ke kulit, otak, jantung, atau ginjal.




(kna/kna)

Berita Terkait