Demam Babi Afrika Gemparkan RI, Amankah Beli Daging Babi? Ini Saran Pakar

Demam Babi Afrika Gemparkan RI, Amankah Beli Daging Babi? Ini Saran Pakar

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 15 Mei 2023 14:30 WIB
Demam Babi Afrika Gemparkan RI, Amankah Beli Daging Babi? Ini Saran Pakar
Ilustrasi peternakan babi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe)
Jakarta -

Penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika terdeteksi di pulau Bulan, Batam. Saat ini Kementerian Pertanian tengah mengupayakan isolasi wilayah agar tidak menyebar lebih luas.

Terkait kemunculan penyakit tersebut, apakah masih aman mengonsumsi daging babi?

Dokter hewan yang juga penggiat kesejahteraan hewan dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) drh Merry Ferdinandez, M.Si memberikan tips aman membeli dan mengonsumsi daging babi. Menurutnya, selama ini banyak yang membelinya asal-asalan sehingga memicu penyakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paling paling aman ya saat ini dibeli dalam kondisi dingin, bukan yang disimpan dalam suhu ruang," kata drh Merry ketika ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Senin (15/5/2023).

"Cari aja penjual yang seperti itu yang menyediakan dalam kondisi beku. Terus kalau bisa kalau memang memungkinkan adalah beli di gerai yang resmi," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menurut drh Merry, daging babi yang dibeli dalam keadaan beku dapat menghambat penyebaran mikroorganisme atau bakteri pada daging. Masalah dapat muncul ketika mikroorganisme tumbuh dalam daging yang disimpan dalam suhu ruang.

Lebih lanjut, ia juga menyinggung soal risiko kesehatan yang disebabkan oleh daging yang terinfeksi demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF). Walaupun hingga saat ini belum ada bukti infeksi atau penularan pada manusia akibat memakan daging babi yang terinfeksi, ia menyarankan masyarakat agar tetap waspada.

"Kita sangat tidak sarankan (mengonsumsi daging terinfeksi). Karena memang risiko mungkin saat ini belum ada masuk tergolong dalam klasifikasi penyakit yang ditularkan dari konsumsi pangan, tapi bisa jadi ada mutasi-mutasi genetik lain yang mutasi penyakit mutasi mikroorganisme itu," ucap drh Merry.

"Itu yang kita khawatirkan jadi memang kalau untuk keamanan pangan sangat tidak disarankan mengkonsumsi dari hewan yang terinfeksi," pungkasnya.




(avk/up)

Berita Terkait