Namun tahukah Anda ternyata kebiasaan makan di luar rumah dapat mengganggu kesehatan, termasuk kondisi prehipertensi. Hal ini makin dikuatkan dengan sebuah penelitian yang dilakukan di Singapura.
Pada penelitian yang melibatkan responden berusia 18-40 tahun ini, diperoleh mereka yang mengalami kondisi prehipertensi ternyata lebih sering mengonsumsi makanan di luar. Bahkan, 38% responden yang memiliki kondisi prehipertensi diketahui mengonsumsi makanan di luar hingga lebih dari 12 kali per minggu.
Setelah dianalisis lebih lanjut para peneliti menyimpulkan bahwa untuk setiap penambahan makan di luar, risiko prehipertensi meningkat sebesar 5%. Kaitan antara kebiasaan makan di luar dan kondisi prehipertensi ini juga dipengaruhi oleh pola hidup yang lebih tidak sehat pada mereka yang lebih sering makan di luar.
Mereka yang lebih sering makan di luar memang teramati juga memiliki indeks massa tubuh (parameter kondisi berat badan) yang lebih tinggi dan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah.
Peningkatan risiko prehipertensi tentunya tidak lepas dari lebih tingginya asupan garam harian.
Data penelitian di Brasil menunjukkan bahwa asupan garam sodium harian pada mereka yang mengonsumsi makanan di luar rumah minimal 1 kali per hari ternyata lebih tinggi, apabila dibandingkan dengan yang hanya mengonsumsi makanan dari rumah sepanjang hari.
Asupan garam yang berlebih sudah diketahui berkaitan erat dengan peningkatan tekanan darah dan risiko hipertensi.
Masak Sendiri Lebih Sehat
Prehipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah sudah mulai melebihi batas normal, dan dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi nantinya. Hal ini penting diperhatikan sedini mungkin karena hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya.
Komplikasi yang dimaksud di antaranya penyakit jantung, stroke, gangguan penglihatan, dan gangguan ginjal. Tentunya, ini bisa menjadi alasan yang kuat untuk mulai memasak di rumah guna mendukung pola makan yang lebih sehat.
Agar memasak di rumah bisa jadi lebih sehat, penting untuk memperhatikan jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan serta cara memasak. Salah satu yang penting diperhatikan adalah saus dan kecap saat memasak.
Saus dan kecap penting untuk memberi rasa pada masakan, namun kandungan garamnya cenderung tinggi. Sebagai contoh, kecap asin mengandung 1,7 gram garam per sendok makan dan saus tiram mengandung 1,5 gram garam per sendok makan.
Bahkan, kecap manis yang rasanya manis juga sesungguhnya tinggi garam yaitu mengandung 1,4 gram garam per sendok makan. Padahal, batas asupan garam harian yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hanyalah maksimal 5 gram garam per hari.
Jika penggunaan saus dan kecap tidak dibatasi, batas asupan garam harian tentu dapat dengan mudah terlewati.
Selain dibatasi, bisa juga memilih produk saus dan kecap rendah garam agar asupan garam bisa tetap terkontrol tanpa mengorbankan rasa makanan seperti produk saus dan kecap rendah garam dari Tropicana Slim.
Coba Tropicana Slim Kecap Asin untuk cita rasa gurih dan nikmat namun lebih rendah garam, atau Tropicana Slim Kecap Manis dan Tropicana Slim Saus Tiram yang dapat melezatkan berbagai macam masakan tapi bebas gula dan lebih rendah garam.
(ads/ads)