Di tengah krisis finansial di Inggris, sejumlah perempuan terpaksa harus melakukan hubungan seks komersial untuk menyambung hidup. Mereka harus menukar itu dengan tempat tinggal atau kebutuhan dasar lainnya.
Hal ini dialami oleh wanita bernama Alina, bukan nama sebenarnya. Ia mengatakan diberikan penawaran pengurangan tagihan sewa dan utilitas dan harus menukarnya dengan memberikan seks serta foto intim.
Dikutip dari laman Style, dia mengaku terpaksa menerima penawaran itu karena tidak mampu untuk membayar tempat tinggal lainnya. Menurut NUM, sebuah organisasi yang berkampanye untuk mengakhiri kekerasan terhadap pekerja seks, pemilik rumah itu sering masuk ke rumah Alina dalam keadaan mabuk dan meminta berhubungan seks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alina mengatakan ia terus hidup di bawah ancaman penggusuran jika tidak memenuhi permintaan si pemilik rumah.
Melihat kondisi ini, pemerintah telah meluncurkan konsultasi 10 minggu tentang hubungan seks yang dilakukan secara terpaksa untuk bisa bertahan hidup. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menindak semakin banyak tuan tanah yang mengeksploitasi orang-orang rentan di tengah krisis biaya hidup.
Home Office mengumumkan sedang mempertimbangkan undang-undang baru untuk melindungi penyewa dari eksploitasi seksual. Ini dilakukan setelah jajak pendapat YouGov yang mengungkapkan bahwa hampir satu dari 50 wanita di Inggris telah diberikan penawaran untuk bertukar seks dengan biaya sewa dalam lima tahun terakhir.
Meskipun itu sudah ilegal di bawah Undang-Undang Pelanggaran Seksual dan tuan tanah dapat dituntut karena menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menipu, memaksa atau memaksa orang ke dalam pengaturan sewa seks, pertanyaan telah diajukan mengenai seberapa efektif undang-undang saat ini dalam melindungi mereka yang paling membutuhkan. Terutama di tengah krisis biaya hidup.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Suella Braverman, mengakui bahwa perempuan muda adalah kelompok yang paling berisiko di masalah ini. Ia berharap program konsultasi yang dilakukan pemerintah dapat membantu untuk mengakhiri tren ini.
"Konsultasi tersebut membawa kita lebih dekat untuk mengakhiri tren yang sangat berbahaya ini dan melindungi para korban dengan lebih baik," kata Braverman.
Namun, banyak juga juru kampanye dan badan amal yang mendorong pemerintah untuk segera mengakhiri kasus eksploitasi penyewa ini. Mereka ingin agar pemerintah bisa mengatasi akar permasalahan yang mendorong terjadinya penyalahgunaan seks untuk sewa tempat tinggal atau kebutuhan dasar lainnya.
(sao/naf)











































