Belakangan, polusi di sejumlah wilayah DKI Jakarta dan Tangerang Selatan menjadi sorotan. Pasalnya mengacu pada laman IQ Air, indeks kualitas udara di titik-titik wilayah ini menunjukkan indikasi tidak sehat, bahkan sangat tidak sehat pada waktu-waktu tertentu.
Seperti pantauan detikcom pagi ini, disebutkan dalam laman tersebut bahwa tingkat polusi udara di Jakarta pada pukul 08.00 WIB tergolong tidak sehat, tepatnya di angka 161. Bahkan di Tangerang Selatan, indeks kualitas udaranya 'sangat tidak sehat' yakni di angka 218.
Dokter spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP, FISR, dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menjelaskan polusi udara dapat memicu gangguan kesehatan baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Untuk jangka pendek misalnya, kualitas udara yang buruk dapat memicu infeksi pernapasan akut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau efek jangka pendek meningkatkan risiko infeksi pernafasan akut seperti ISPA dan pneumonia. Terutama pada populasi rentan seperti anak bayi dan orang tua serta orang yang memiliki penyakit komorbid," terangnya pada detikcom, Sabtu (27/5/2023).
Sedangkan untuk jangka panjang, risiko penyakit yang mengintai imbas polusi udara dapat merembet ke penyakit lain. Di antaranya, yakni risiko penyakit jantung.
"Jangka panjang meningkatkan risiko terjadinya penyakit paru obstruktif kronik dan peningkatan risiko kanker serta penyakit kardiovaskular seperti jantung, stroke, dan lain-lain," pungkas dr Erlang.
Sebagai proteksi, dr Erlang menyarankan masyarakat Jakarta dan Tangerang untuk menghindari paparan polusi. Pun aktivitas luar ruangan tidak bisa dihindari, dr Erlang menyarankan masyarakat untuk mengenakan masker ketika beraktivitas.
(vyp/up)











































