Polusi Udara Jakarta-Tangsel Lagi Jelek-jeleknya, Ini Wanti-wanti Kemenkes

Polusi Udara Jakarta-Tangsel Lagi Jelek-jeleknya, Ini Wanti-wanti Kemenkes

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 29 Mei 2023 15:43 WIB
Polusi Udara Jakarta-Tangsel Lagi Jelek-jeleknya, Ini Wanti-wanti Kemenkes
Polusi di langit Jakarta Barat (Foto: Uyung/detikHealth)
Jakarta -

Belakangan waktu terakhir, langit Jakarta dan sekitarnya, termasuk Tangerang Selatan, tampak seperti berkabut. Namun jika dilihat dengan baik-baik, itu bukanlah udara sejuk seperti di pegunungan, melainkan kabut yang disebabkan dari asap polusi udara.

Pada Senin (29/5/2023) pukul 15.00 WIB, tercatat indeks kualitas udara di Tangerang Selatan berada di level tidak sehat, yaitu 177 berdasarkan data IQair. Begitu juga dengan Jakarta yang tak jauh berbeda dengan Tangerang Selatan, indeks kualitas udara di Jakarta juga berada di level yang tak sehat untuk kelompok sensitif, yaitu di angka 131.

Terkait hal ini, juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril mengungkapkan polusi udara yang buruk bisa menjadi faktor risiko beberapa penyakit serius, seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) hingga kanker paru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi intinya, PPOK ini disebabkan oleh karena polusi udara atau kualitas udara yang dihirup itu mengandung zat-zat yang bisa menyebabkan iritasi maupun yang mampu menyebabkan kerusakan di dalam saluran napas," ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (29/5).

Potret polusi di JakartaPotret polusi di Jakarta. Foto: Uyung/detikHealth

Meskipun begitu, ia menyebut hal tersebut tak serta merta terjadi dalam waktu singkat, seperti sehari atau dua hari setelah terpapar polusi. Menurutnya, membutuhkan waktu yang lama dan tergantung seberapa besarnya kadar polusi yang dihirup oleh seseorang.

ADVERTISEMENT

"Apa lagi merokok, misalnya 'saya sudah merokok 3 tahun' ya mungkin belum. Mungkin beberapa tahun baru ketahuan," ucapnya lagi.

dr Syahril juga mewanti-wanti masyarakat untuk menggunakan masker di tengah polusi udara yang sedang memburuk. Hal ini berguna untuk mencegah terpapar penyakit kronis.

NEXT: Pakai masker!

Senada, Kelompok Kerja Asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Triya Damayanti, PhD, SpP(K), juga mengungkapkan, jika setiap hari harus berkendara hingga terpapar polusi udara yang buruk, disarankan untuk menggunakan masker hingga menghindari tempat-tempat yang banyak memicu polusi buruk.

"kemudian mengurangi pajanan polusi seperti mengurangi tempat-tempat yang banyak asap motor polusinya banyak. Itu yang harus dimodifikasi. Jadi terhadap diri masing-masing harus menjaga sehingga bisa terhindar dari faktor risiko yang memicu penyakit ppok," imbuhnya lagi.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Polusi Udara Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes "
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)
Polusi Ugal-ugalan
16 Konten
Dalam beberapa hari terakhir, indeks kualitas udara di Jakarta dan Tangerang Selatan menunjukkan indikasi tidak sehat. Dokter paru menjelaskan sejumlah risiko penyakit imbas paparan polusi, beserta cara mencegahnya.

Berita Terkait