Mantan atlet badminton Indonesia Liliyana Natsir mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) dan medial cruciate ligament (MCL) pada lututnya. Imbasnya, wanita yang disapa Butet ini harus menjalani operasi.
"Risiko terbesar menjadi seorang atlet itu adalah cidera, ga disangka kemaren gw jalan masih normal, masih bisa main badminton dan tiba-tiba harus menjalani operasi ACL dan MCL gw yg putus dan miniskus robek," kata Butet, dikutip dari akun Instagram-nya @natsirliliyana, Minggu (4/6/2023).
Cedera pada lututnya terjadi seusai bermain bulu tangkis santai bersama teman-temannya. Di samping itu, ia beruntung karena kejadian ini menimpanya ketika penerima gelar Hall of Fame BWF 2022 tersebut sudah memasuki masa pensiun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalo kata orang jawa masih ada kata 'bejo' ini terjadi di masa di mana gw udah pensiun, kalau ini terjadi saat gw masih aktif mengejar mimpi pasti akan sangat berat buat gw, mgkn gw terlalu pede merasa gw sampai pensiun tidak pernah cidera yang berat, ternyata gw dapet giliran juga untuk masuk ruang operasi." kata Butet.
Penyebab Cedera ACL dan MCL
Dikutip dari Mayo Clinic, Dikutip dari Mayo Clinic, cedera ACL seperti merupakan sobekan atau cedera pada ligamen krusiatum anterior (ACL). Ligamen adalah pita jaringan keras yang menghubungkan satu tulang ke tulang lain atau menahan organ pada tempatnya. Orang yang mengalami cedera ACL umumnya akan mendengar suara seperti 'pop' ketika ligamen tersebut robek.
Sementara, MCL adalah kerusakan ligamen kolateral medial, yang merupakan ligamen utama yang terletak di sisi dalam lutut. Robekan bisa sebagian (beberapa serat pada ligamen robek) atau seluruhnya (ligamen robek menjadi dua bagian).
Cedera ACL dan MCL berbeda dalam cara terjadinya. Namun, mereka didiagnosis dengan cara yang sama yang terdiri dari tiga fase, di antaranya:
- Tingkat satu dianggap sebagai keseleo, saat ligamen meregang, tetapi tidak robek.
- Tingkat dua, terlihat kelonggaran di lutut dengan rasa sakit dan bengkak. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai robekan sebagian pada salah satu ligamen di lutut.
- Tingkat tiga terjadi robekan total baik di ACL atau MCL. Pada cedera tingkat tiga, lutut tidak lagi terasa stabil dan akan timbul rasa sakit yang luar biasa dan membutuhkan operasi.
Penyebab Cedera ACL
Sebagian besar robekan ACL adalah cedera non-kontak. Artinya, cedera bisa dipicu tanpa faktor tertentu (misalnya terkena benturan keras). ACL dapat terjadi dalam beberapa cara berbeda, termasuk saat:
- Berhenti mendadak saat berlari.
- Kecepatan melambat saat berlari.
- Mendarat dengan canggung saat melompat.
- Mengubah arah secara tiba-tiba.
- Bertabrakan dengan orang lain, seperti saat melakukan tekel sepak bola.
Terkadang, sebagian besar kerusakan lain terjadi bersamaan dengan robekan ACL. Mungkin ada kerusakan pada bagian lutut lainnya seperti ligamen lain dan/atau tulang rawan (jaringan ikat seperti gel).
70 persen orang dengan robekan ACL akan mengalami cedera pada salah satu atau kedua menisci (bantalan di lutut yang membantu melindungi tulang rawan).
Penyebab Cedera MCL
Dikutip dari Cleveland Clinic, robekan pada MCL dipicu oleh benturan langsung ke bagian luar lutut. Robekan MCL paling sering terjadi pada orang yang bermain olahraga tertentu seperti ski, sepak bola, bola basket, dan bola voli.
Situasi berikut dapat menyebabkan robekan pada MCL:
- Menanamkan satu kaki ke tanah dan dengan paksa mengubah arah (ini dikenal sebagai 'cutting' dalam olahraga).
- Ketika sesuatu atau seseorang membentur sisi luar lutut, seperti dari tekel sepak bola.
- Jongkok atau mengangkat benda berat.
- Mendarat dengan canggung di lutut setelah melompat.
- Hyperextending (meregangkan secara berlebihan) pada lutut. Biasanya terjadi dalam olahraga ski.
- Tekanan dan tekanan berulang pada lutut, yang menyebabkan MCL kehilangan elastisitasnya (seperti karet gelang yang sudah aus).
NEXT: Gejala Cedera ACL dan MCL
Gejala Cedera ACL dan MCL
Meskipun penyebabnya berbeda, cedera ACL dan MCL memiliki gejala yang serupa. Gejala cedera ACL dan MCL antara lain:
- Letupan atau sensasi 'pop' di lutut
- Nyeri hebat dan ketidakmampuan untuk melanjutkan aktivitas
- Nyeri tekan (tenderness)
- Pembengkakan yang cepat
- Kehilangan kemampuan bergerak
- Merasa seperti lutut akan "menyerah" jika ada beban
- Merasa sendi lutut terkunci atau tersangkut ketika digunakan.











































