Gangguan mental ADHD menyebar sangat cepat di media sosial TikTok. Kata kunci mengenai ADHD di TikTok pun viral, dengan banyak yang mengunggah konten POV: ADHD atau sudut pandang (point of view) orang dengan ADHD.
Tetapi tidak sedikit yang khawatir banjirnya konten serupa melanggengkan stereotip dan membuat orang menjadi self diagnosis yang seringkali tidak akurat.
ADHD, atau attention-deficit hyperactivity disorder, adalah kondisi kompleks yang diperkirakan dimulai sejak masa kanak-kanak yang dapat memengaruhi orang dengan berbagai cara. Menurut NHS, gejala ADHD terbagi dalam dua kategori: dominan inattentive, dan dominan hiperaktif-impulsif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini dapat mencakup hal-hal seperti kesulitan berkonsentrasi, gelisah terus-menerus, dan berbicara berlebihan.
Untuk mendiagnosis ADHD secara formal, seorang spesialis akan menilai berdasarkan daftar gejala yang ketat dan lama mengalaminya. Jadi memiliki satu atau dua sifat tidak selalu berarti seseorang mengidapnya.
Tren ADHD di TikTok ini juga disoroti oleh Dr Saadia Arshad, konsultan psikiater yang berpraktik di London. Selama 15 tahun, dia telah merawat orang dengan ADHD dan gangguan perkembangan saraf lainnya.
"Media sosial sangat brilian dalam menyebarkan berita dan bagus untuk membicarakan ADHD secara terbuka," kata Dr Arshad kepada BBC.
"Tapi berbahaya saat mendiagnosis diri sendiri," tambahnya.
Ketika seseorang merasa mengidap ADHD namun tidak berkonsultasi atau mencari bantuan profesional, kondisi tersebut bisa berbahaya.
"Sangat berbahaya untuk mengabaikan gejala Anda dan salah mendiagnosis diri sendiri karena Anda bisa kehilangan bantuan yang tepat," kata Dr Arshad.
(kna/up)











































