Krisis Air? Perusahaan Ini Bikin Teknologi Penyaring Darah Babi Jadi Air Minum

Krisis Air? Perusahaan Ini Bikin Teknologi Penyaring Darah Babi Jadi Air Minum

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 07 Jun 2023 10:23 WIB
Krisis Air? Perusahaan Ini Bikin Teknologi Penyaring Darah Babi Jadi Air Minum
Ilustrasi hewan babi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe)
Jakarta -

Sebuah perusahaan asal Zwevezele, Belgia bernama Veos tengah menjadi sorotan. Perusahaan tersebut mulai mengembangkan teknologi untuk memurnikan darah hewan dan mengubahnya menjadi air minum.

Veos merupakan perusahaan penghasil protein hewani untuk industri makanan. Hingga saat ini, perusahaan tersebut menggunakan air tanah untuk membersihkan tangkinya. Jumlah air yang digunakan untuk membersihkan tangki sangat banyak hingga perusahaan ini memulai pengembangan.

Dengan menggunakan air hasil pemurnian darah hewan, Veos dapat memompa air hingga 40 persen lebih sedikit daripada sebelumnya. Air hasil pemurnian darah hewan tersebut diklaim bisa diminum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan ini telah menginvestasikan 2 juta euro (Rp 31,7 miliar) di pabrik pengolahan airnya. Hal ini memungkinkan penyaringan air dari darah hewan menjadi air yang dapat dikonsumsi.

"Untuk memperkuat ambisi berkelanjutan kami dan menjaga air tanah pada level yang tepat, kami mulai mencari alternatif," kata co-CEO Veos Robert Slee dikutip dari VRT, Rabu (7/6/2023).

ADVERTISEMENT

Sebuah instalasi pengolahan air besar yang menyediakan 150 ribu liter air minum setiap hari dipersiapkan. Perusahaan tersebut mendapatkan air tersebut dari darah babi.

Lebih lanjut, Slee juga menjelaskan bagaimana proses penyaringan darah babi hingga menjadi air bersih yang dapat diminum.

"Secara khusus, kami akan mengentalkan darah selama proses produksi untuk kemudian mengeringkannya dengan vakum," ucap Slee.

"Dalam proses tersebut, uap air keluar dari darah. Kami biarkan mengembun sampai menjadi air lagi. Air itu sekarang akan dimurnikan berkat instalasi pengolahan air baru sehingga bisa digunakan dalam proses produksi," pungkasnya.




(avk/kna)

Berita Terkait