Tersiksanya Warga Bangladesh 'Terbakar' Cuaca Panas, Sekolah Sampai Tutup

Tersiksanya Warga Bangladesh 'Terbakar' Cuaca Panas, Sekolah Sampai Tutup

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 07 Jun 2023 19:00 WIB
Tersiksanya Warga Bangladesh Terbakar Cuaca Panas, Sekolah Sampai Tutup
Cuaca panas di Bangladesh. (Foto: (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Jakarta -

Gelombang panas 'membakar' Bangladesh, sekolah dasar mulai pekan ini bahkan ditutup sementara. Otoritas wewenang setempat juga beberapa kali melakukan pemadaman listrik.

Hal itu juga berimbas pada sejumlah warga yang merasakan teriknya cuaca dan tidak bisa menyalakan kipas angin untuk meredakan efek panas yang mencapai 41 derajat Celcius.

Departemen Meteorologi Bangladesh memperingatkan bahwa gelombang panas tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Para ilmuwan meyakini, perubahan iklim berkontribusi pada gelombang panas yang lebih sering terjadi saat ini, relatif lebih parah, dan berlangsung lebih lama selama bulan-bulan musim panas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bangladesh dapat menghadapi pemadaman listrik selama dua minggu lagi," kata Nasrul Hamid, Menteri Negara Energi dan Sumber Daya Mineral, dikutip dari Reuters Selasa (7/6/2023).

Hal ini dipicu kekurangan bahan bakar akibat penghentian beberapa unit pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga batu bara terbesarnya.

ADVERTISEMENT

"Karena krisis energi global dan lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar mata uang internasional, kami terkena pelepasan beban yang tidak diinginkan ini," kata Hamid dalam sebuah postingan Facebook.

Gelombang panas ini terjadi karena negara tersebut telah bergulat dengan pemadaman listrik yang telah merugikan ekonominya dalam beberapa bulan terakhir, termasuk sektor pakaian jadi penting yang menyumbang lebih dari 80 persen ekspornya.

"Cuaca sangat panas akhir-akhir ini, tetapi pemadaman listrik selama berjam-jam semakin menambah kesengsaraan kami," kata Mizanur Rahman, seorang penjaga toko di ibu kota Dhaka.

NEXT: Banyak Warga ke RS

Tidak sedikit warga yang mencari perawatan medis karena cuaca panas.

"Kami mendapatkan banyak pasien yang mengalami sengatan panas atau heatstroke, dan masalah terkait panas lainnya," kata Shafiqul Islam, seorang dokter di bagian barat laut negara itu.

Pihak berwenang telah mendorong warganya untuk tinggal di dalam rumah dan minum air, tetapi gelombang panas yang disertai pemadaman listrik juga mengakibatkan kekurangan air di banyak tempat.

"Kekurangan air dan panas mencekik kami," kata Mohammad Sultan, 52, seorang penarik becak.

"Tidak ada daun yang bergerak kemana-mana. Tidak ada naungan. Menarik becak menjadi sulit. Sangat sulit!," katanya.

"Saya kehilangan lebih dari 20 (ayam saja hari ini) karena panas yang berlebihan. Listrik mati selama lebih dari dua jam setiap kali. Saya bahkan tidak bisa tidur nyenyak. Saya merasa sangat tidak berdaya," kata penjual ayam Mohaamd Suman, 37 tahun.

Krisis listrik juga dapat mengganggu pasokan pakaian musim panas untuk pengecer seperti Walmart, Gap Inc, H&M, VF Corp, Zara dan American Eagle Outfitters, beberapa pelanggan ekspor terbesar di Bangladesh.

Hilangnya ekspor akan memperburuk masalah seputar cadangan dolar negara itu, yang telah anjlok hampir sepertiga dalam 12 bulan hingga April ke level terendah tujuh tahun, dan membatasi kemampuannya untuk membayar impor bahan bakar.

"Saya sangat menyesal atas penderitaan Anda. Saya juga ingin meyakinkan Anda bahwa situasi ini hanya sementara. Kami akan segera kembali dalam kondisi baik," kata Hamid, pejabat kekuatan negara.

Halaman 2 dari 2
(naf/naf)

Berita Terkait