TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang organ paru-paru kita. Secara umum, gejala TBC yang dapat dilihat yaitu batuk dan nyeri di dada.
Penyakit ini dapat menyerang semua kalangan, baik anak kecil hingga dewasa. Selain itu, TBC juga dapat ditularkan lewat udara dari pasien TBC ke orang yang ada di sekitarnya melalui percikan air ludah pasien saat batuk atau bersin.
Untuk mengetahui penyakit TBC secara lebih detail, simak penjelasan mengenai gejala TBC pada anak-anak dan dewasa, lengkap dengan pencegahan penularan dan cara pengobatannya berikut ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala TBC
Mengutip laman Web MD, jenis penyakit TBC terbagi menjadi dua, yakni TBC laten dan TBC aktif. TBC laten umumnya tidak mengalami gejala dan dapat diketahui setelah mendapatkan tes kulit atau darah.
Sementara, TBC aktif yang sembilan puluh persen dialami oleh orang dewasa dan berasal dari infeksi TBC laten. Berikut adalah beberapa gejala penyakit TBC aktif:
- Batuk terus menerus, yang berlangsung lebih dari 3 minggu
- Rasa nyeri pada dada
- Mengeluarkan batuk darah
- Merasa kelelahan sepanjang waktu
- Berkeringat di malam hari
- Panas dingin
- Demam dan menggigil
- Kehilangan nafsu makan
- Mengalami penurunan berat badan
Selain itu, infeksi Tuberkulosis juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi sebagai berikut:
- Kerusakan sendi
- Kerusakan organ paru-paru
- Infeksi atau kerusakan tulang, sumsum tulang belakang, otak, dan kelenjar getah bening
- Munculnya masalah pada organ hati atau ginjal
- Peradangan jaringan di sekitar jantung
Gejala TBC pada Anak
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, penyakit TBC tidak hanya dapat diderita oleh orang dewasa, namun juga menyerang anak-anak.
TBC dapat menyerang paru-paru dan beberapa organ lain seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, ginjal, tulang, dan kulit.
Berikut adalah beberapa gejala TBC pada anak-anak:
- Berat badan anak turun atau tidak naik dalam 2 bulan terakhir
- Demam selama lebih dari 2 minggu dan berulang tanpa sebab yang jelas dan umumnya tidak bersuhu tinggi
- Batuk terus menerus selama lebih dari 2 minggu yang semakin parah dan tidak membaik meski telah diberikan antibiotik
- Badan lemas dan lesu sehingga tidak aktif seperti biasanya
- Munculnya benjolan di kelenjar daerah leher rahang bawah, ketiak, dan selangkangan
Pencegahan Penularan Penyakit TBC
TBC merupakan penyakit menular. Penyakit ini dapat menyebar ketika seorang penderita TBC aktif melepaskan kuman ke udara melalui batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bahkan tertawa.
Mengutip laman Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan TBC kepada orang lain.
- Rajin mencuci tangan dengan bersih
- Menutup mulut saat batuk, baik menggunakan tangan atau siku
- Menghindari kontak terlalu dekat dengan orang lain
- Istirahat total dengan menghindari aktivitas seperti bekerja atau sekolah sampai benar-benar diizinkan oleh tim medis
- Di rumah sakit, gunakan ventilasi yang baik dan alat pelindung diri yang tepat
- Penderita TBC aktif sebaiknya meminum obat dengan benar dan rutin. Sebab, TBC merupakan jenis penyakit yang dapat disembuhkan
Cara Pengobatan TBC
Pengobatan TBC mungkin akan berbeda tergantung dengan jenis infeksi yang kamu alami. Dikutip dari laman WebMD dan kemkes.go.id., berikut adalah beberapa cara pengobatan yang bisa dilakukan untuk penderita TBC.
1. Pengobatan TBC Laten
Jika kamu penderita TBC laten, dokter akan memberikan obat untuk membunuh bakteri dan mencegah infeksi menjadi aktif.
Dokter mungkin akan meresepkan isoniazid, rifapentine, atau rifampisin, baik terpisah sendiri-sendiri atau kombinasi.
Kamu harus minum obat-obatan tersebut secara rutin selama 9 bulan. Jika terdapat tanda-tanda TBC aktif, segera hubungi dokter.
2. Pengobatan TBC Aktif
Pengobatan TBC berikutnya adalah kombinasi beberapa obat untuk TBC aktif, seperti etambutol, isoniazid, pirazinamid, dan rifampisin. Kamu dianjurkan meminumnya selama 6 hingga 12 bulan.
3. Pengobatan TBC yang Resisten terhadap Obat
Jika kamu didiagnosa mengidap penyakit TBC yang resisten terhadap obat, dokter mungkin akan memberimu satu atau lebih obat yang berbeda.
Kamu mungkin harus meminumnya lebih lama, hingga 30 bulan, dan dapat menyebabkan lebih banyak efek samping dari konsumsi obat-obatan tersebut.
4. Vaksinasi Sejak Dini
Untuk mencegah penyakit TBC pada anak-anak, kamu bisa melakukannya vaksinasi BC pada bayi yang baru lahir. Selain itu, berikan asupan gizi yang seimbang kepada anak untuk menjaga imunitasnya.
5. Terapi Pencegahan TBC (TPT)
Jika kamu berada satu rumah dan memiliki kontak yang dekat dengan penderita TBC aktif, maka kamu harus melakukan Terapi Pencegahan TBC (TPT).
6. Jaga Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
Pastikan untuk selalu menjaga lingkungan rumah atau tempat tinggal tetap bersih dan tidak lembab. Selain itu, upayakan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.
Demikian penjelasan mengenai gejala TBC pada dewasa dan anak-anak, lengkap dengan pencegahan penularan dan cara pengobatannya.
Ingat ya detikers, jika kamu mengalami gejala TBC, segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis. Semoga bermanfaat!
(inf/inf)











































