Pakar Soroti Tren Self Diagnosis, Jadi 'Kompetisi' Siapa Paling Menderita

Atta Kharisma - detikHealth
Jumat, 09 Jun 2023 13:29 WIB
Psikolog menyoroti fenomena self diagnosis yang dilakukan sebagian orang. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur)
Jakarta -

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) menjadi topik hangat di kalangan netizen dalam beberapa hari terakhir. Hal ini berawal dari unggahan salah seorang netizen yang mendiagnosa dirinya (self diagnosis) mengidap gejala ADHD.

Sebenarnya, tren self diagnosis tidak hanya terjadi pada ADHD saja. Sebelumnya, banyak netizen yang mengaku-ngaku dirinya mengidap gejala gangguan psikologi seperti Obsessive Compulsive Disorder (OCD), bipolar, dan lain-lain.

Fenomena ini akhirnya membuat psikolog klinis Liza Marielly Djaprie, MPsi, CH angkat bicara. Menurutnya, tren self diagnosis membuat banyak orang berlomba-lomba menemukan kondisi psikologis dalam dirinya.

"Kadang ini kayak kompetisi siapa yang paling menderita," ujarnya dalam acara detikPagi, Jumat (9/6/2023).

Liza mengingatkan untuk tidak melakukan self diagnose ketika merasa mengalami gejala gangguan psikologi. Ia pun mengimbau netizen untuk tidak mentah-mentah menerima informasi yang didapat melalui media sosial.

"Jadikanlah itu pengetahuan, dan parameter aja," imbuhnya.

Ia mengatakan jika merasakan gejala yang mengganggu aktivitas, maka segera berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan diagnosa yang tepat.

"Ketika memang ngerasa ada yang terganggu, tidak hanya hidup sendiri tapi juga interaksi sosial dan pekerjaan, kemudian urusan-urusan yang kecil aja nggak bisa komit dan selalu berantakan, nah ini mungkin waktunya benar-benar pergi ke profesional untuk mendapatkan diagnosa secara tepat," urainya.

NEXT: Diagnosis oleh profesional lebih valid




(up/up)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork