Ilmuwan melakukan pemindaian otak terhadap tiga orang yang diduga sebagai zombie. Dikutip dari IFL Science, pemeriksaan ini ketika dilakukan menyusul beberapa kasus orang mati kembali berjalan di pedalaman desa Haiti.
Ketiga mayat tersebut dipindai otaknya menggunakan teknik elektroensefalografi dan pengujian DNA. Penyelidikan ini bertujuan untuk mencoba dan menemukan penjelasan rasional.
Kasus pertama milik mayat seorang wanita yang meninggal dunia di usia 30 tahun. Mayat itu ditemukan tiga tahun kemudian setelah pihak keluarga mengenali ciri khas pada wajahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita tersebut disebut berjalan dengan langkah yang sangat lambat dan kaku dengan kepala menunduk. Disebutkan juga bahwa lengan wanita itu hampir tidak bergerak sama sekali.
"Dia juga tidak dapat berkomunikasi, tetapi kadang-kadang menggumamkan kata-kata yang tidak dapat dipahami," ungkap penulis studi, dikutip dari IFL Science, Kamis (15/6/2023).
Hasil pemeriksaan elektroensefalogram pada otak wanita itu menunjukkan bahwa sistem saraf pusatnya normal. Peneliti mendiagnosis adanya dugaan skizofrenia katatonik. Tetapi, hasil ini tidak dapat menjelaskan mengapa mayat ini kembali hidup.
Peneliti juga menduga bahwa wanita ini sebenarnya belum mati. Kemungkinan, ia diracun oleh penyihir kepercayaan agar dianggap telah tiada.
Penyihir yang bersalah itu kemudian mengambil tubuh yang terkubur sesaat sebelum wanita itu kembali sadar. Wanita tersebut mungkin mengalami kekurangan oksigen yang memicu kerusakan otak. Sehingga, kondisi ini menjelaskan keadaannya yang seperti zombie.
Kasus berikutnya, melibatkan seorang pria berusia 26 tahun yang terlihat di sabung ayam lokal 19 bulan setelah pemakamannya. Pria tersebut dilaporkan sebagai korban ilmu sihir dari pamannya sendiri.
Pemeriksaan klinis mengatakan kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan ilmu supranatural. Tes DNA juga mengungkapkan bahwa pria itu bukan yang sudah lama meninggal, melainkan masih hidup.
"Pria itu didiagnosis menderita sindrom otak organik dan epilepsi," tulis laporan itu.
Kasus terakhir yaitu milik mayat seorang perempuan berusia 31 tahun yang diidentifikasi sebagai penduduk desa yang telah meninggal selama 13 tahun. Sama seperti kasus kedua, pemeriksaan medis dan analisis genetik menunjukkan bahwa wanita ini bukanlah individu yang meninggal.
"Identifikasi yang salah dari orang asing yang mengembara, sakit jiwa, oleh kerabat yang berduka adalah penjelasan yang paling mungkin," demikian kesimpulan yang ditulis oleh tim peneliti.
Di Haiti, muncul kepercayaan voodoo yang mengatakan jika roh orang mati terkadang dapat ditangkap oleh penyihir (bokor). Penyihir ini kemudian menggunakan jiwa tersebut untuk menghidupkan kembali mayat baru menjadi zombie.











































