DKI Jakarta turut mewaspadai rabies, seiring meningkatnya kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR). Tercatat, pada tahun ini kasus GHPR terpantau lebih tinggi dibandingkan data sebelumnya pada 2022.
"Ada sedikit kenaikan (gigitan hewan penular rabies atau GHPR). Ada tren kenaikan di 2023 dibandingkan 2022 untuk laporan gigitan hewan penular rabies yang dilaporkan oleh rumah sakit," ungkap Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI dr Ngabila Salama saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (20/6/2023).
Sebagai langkah kewaspadaan, saat ini ada dua rumah sakit rujukan untuk penanganan orang yang mengalami GHPR, yakni RSUD Tarakan di Jakarta Pusat dan RSPI Sulianti Saroso di Jakarta Utara. Nantinya di rumah sakit, pasien akan menjalani tatalaksana untuk pencegahan komplikasi dan diberi vaksin anti rabies secara gratis yang telah disiapkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diberi tatalaksana lebih lanjut untuk daerah lokal (luka lokal) ataupun sistemiknya. Dan tidak hanya (gigitan) anjing, tapi juga kucing, kera, maupun monyet," ucap dr Ngabila.
Hal senada sempat disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI. Tercatat, rabies masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kasus GHPR rata-rata mencapai 81.373. Juga dalam tiga tahun terakhir tercatat ada sebanyak rata-rata 68 kasus kematian akibat infeksi rabies.
"Tahun 2023 sampai saat ini sudah ada lebih dari 31 ribu kasus gigitan dilaporkan dan ada 11 kematiannya," beber Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers virtual, Jumat (2/6).
(vyp/up)











































