Sebuah kapal selam yang membawa turis ke bangkai Titanic belum ditemukan sampai hari ini. Tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan kapal selam tersebut lantaran disebut ketersediaan oksigen tersisa untuk 40 jam.
Dikutip dari AFP, semua komunikasi terputus dengan kapal Titan setinggi 21 kaki (6,5 meter) saat turun pada hari Minggu waktu setempat ke lokasi Titanic, berada lebih dari dua mil (hampir empat kilometer) di bawah permukaan Atlantik Utara.
Penjaga Pantai Kapten Jamie Frederick mengatakan kepada wartawan bahwa upaya penyelamatan di area seluas 7.600 mil persegi, belum membuahkan hasil apa pun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengatakan kini oksigen yang tersedia di kapal selam tersebut tersisa untuk 40 jam.
"Ada sekitar 40 jam udara untuk bernapas yang tersisa berdasarkan laporan awal itu," katanya merujuk pada kapasitas kapal selam untuk menyimpan oksigen hingga 96 jam.
Berapa Lama Orang Bisa Bertahan Dengan Oksigen Terbatas?
Menurut kepala laboratorium lingkungan ekstrem di Universitas Portsmouth, Inggris, Mike Tipton, tak ada informasi jelas berapa banyak sisa oksigen yang ada di kapal tersebut. Pasalnya, kisaran jam terkait sisa oksigen bisa saja berbeda dari yang diasumsikan. Hal ini bisa terjadi akibat beberapa faktor, salah satunya laju konsumsi oksigen.
"Seberapa cepat kita menggunakan oksigen tergantung pada apa yang kita lakukan," katanya kepada Insider.
Menurut Tipton, jika kapal selam tersebut kehilangan daya mesin di dasar laut pada suhu sekitar 4 derajat celcius, ini bisa menyebabkan orang-orang di dalamnya kedinginan. Dampaknya, bisa meningkatkan konsumsi oksigen sekitar tiga kali lipat.
"Menggigil adalah salah satu bentuk olahraga yang menghabiskan sekitar satu liter oksigen per menit," ujarnya.
Jika kapal selam mulai kehabisan oksigen, mereka yang berada di kapal selam itu dapat mengalami gejala gelisah, sakit kepala, kebingungan, detak jantung meningkat, sesak napas, ujung jari membiru, dan akhirnya kehilangan kesadaran.
"Orang dalam sebelumnya melaporkan bahwa tubuh hanya dapat bertahan sekitar tiga menit tanpa oksigen, lebih lama dari itu dan Anda bisa mengalami kerusakan otak. Jika kapal selam kehilangan daya, penumpang di dalamnya dapat menghadapi masalah lebih lanjut, seperti keracunan karbon dioksida (CO2)," imbuhnya lagi.
Tipton menjelaskan bahwa sistem penghasil oksigen di atas kapal selam yang dikenal dengan scrubber ini akan menggunakan bahan kimia yang menyerap CO2 dari atmosfer. Ini membutuhkan listrik untuk membuat udara melewatinya.
"Jika pompa itu berhenti, efisiensinya menjadi jauh lebih rendah dan tingkat CO2 mulai menumpuk di atmosfer," kata Tipton.
"Gejala keracunan CO2 termasuk sesak napas, sakit kepala, disorientasi, kebingungan, dan kejang. Akhirnya, tingkat CO2 bisa mengancam jiwa," katanya.
(suc/naf)











































