Beijing Dihantam Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Tembus 41 Derajat Celcius!

Beijing Dihantam Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Tembus 41 Derajat Celcius!

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 23 Jun 2023 15:30 WIB
Beijing Dihantam Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Tembus 41 Derajat Celcius!
Beijing dihantam gelombang panas ekstrem, suhu mencapai lebih dari 40 derajat celcius. (Foto: REUTERS/Florence Lo)
Jakarta -

Beijing mencatat rekor baru hari terpanas di bulan Juni dalam lebih dari 60 tahun. Kota ini diterpa gelombang panas berkepanjangan dengan suhu ekstrem yang bertahan hingga akhir Juni.

"Beijing telah mencatat hari terpanas di bulan Juni dalam lebih dari 60 tahun dengan merkuri menyentuh 41,1 derajat celcius (105.9F)," kata otoritas cuaca China dikutip dari BBC, Jumat (23/6/2023).

Pada Kamis (22/6), para pejabat mengatakan itu adalah hari terpanas di bulan Juni, sejak pencatatan yang dimulai pada tahun 1961. Saat itu, sebuah stasiun cuaca di utara kota Beijing mencatat suhu tertinggi mencapai 41,8 derajat celcius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa rekor panas bulanan telah dipecahkan di seluruh China tahun ini, memicu kekhawatiran akan krisis energi. Bahkan, otoritas setempat sudah beberapa kali mengeluarkan peringatan oranye, yang menandakan serangan panas ekstrem yang menghantam negara tersebut.

Melihat kondisi tersebut, otoritas lokal di Beijing, Tianjin, dan kota-kota lain di China utara dan timur, menyarankan warganya untuk menghentikan pekerjaan di luar ruangan selama serangan panas ekstrem ini masih terjadi. Mereka juga mengimbau untuk segera mendapat bantuan medis jika menunjukkan gejala-gejala serangan panas.

ADVERTISEMENT

Beberapa juga telah memperingatkan orang dan bisnis untuk membatasi penggunaan listrik mereka. Pekan lalu, Administrasi Energi Nasional mengadakan latihan darurat pertamanya di wilayah timur China, mensimulasikan lonjakan dan pemadaman listrik dalam menghadapi pemadaman listrik skala besar.

"Situasinya 'relatif parah' dalam hal keamanan jaringan listrik," kata badan tersebut.

"Di kota pelabuhan Tianjin, peningkatan permintaan AC telah mendorong beban jaringan listrik naik 23 persen dibandingkan tahun lalu. Pekerja dari departemen utilitas setempat berpatroli di terowongan bawah tanah setiap hari untuk memastikan kabel listrik berfungsi dengan baik," kata para pejabat.

Naiknya suhu dan gelombang panas yang lebih sering ini dikaitkan dengan perubahan iklim global. Sebuah studi yang dirilis bulan lalu menemukan bahwa perubahan iklim telah membuat gelombang panas 30 kali lebih mungkin terjadi di Asia.

Kondisi itu juga memicu kenaikan suhu setidaknya 2 derajat celcius di banyak bagian negara di Asia, selama gelombang panas yang terjadi di bulan April. Para ahli menggambarkan kondisi itu sebagai gelombang panas yang lebih buruk dalam sejarahnya.

Pada April lalu, beberapa negara di Asia seperti Thailand, Laos, Bangladesh, dan India mencatat rekor suhu terpanas hingga 45 derajat celcius. Dampak dari panas yang ekstrim menyebabkan kasus kematian dan rawat inap di beberapa negara, melelehkan jalan dan mempengaruhi infrastruktur lainnya.




(sao/vyp)

Berita Terkait