Diidap Jet Li, Bisakah Hipertiroid Disembuhkan?

Hana Nushratu - detikHealth
Minggu, 25 Jun 2023 13:00 WIB
Jet Li mengidap hipertiroid. (Foto: Dok. Instagram/jetli)
Jakarta -

Beberapa tahun belakangan, kondisi kesehatan aktor laga Jet Li tengah disorot. Dalam video yang viral di media sosial, penampilan Jet Li bak kakek berusia 80 tahun. Padahal, tahun ini ia baru menginjak usia ke-60 tahun.

Tak hanya raut wajahnya yang terlihat lebih tua, Jet Li juga terlihat lebih kurus. Hingga saat ini, pihak manajemen belum angkat bicara mengenai foto yang viral tersebut.

Meski begitu, banyak netizen yang berspekulasi bahwa hipertiroid yang diidap Jet Li men sedang kambuh. Jet Li diketahui mengidap hipertiroid, kondisi yang disebabkan oleh kadar hormon terlalu tinggi dalam tubuh, sejak 2010 lalu.

Kondisi ini dapat mempengaruhi perubahan metabolisme dan detak jantung pengidapnya. Lantas, apakah hipertiroid bisa disembuhkan?

Terlepas dari kondisi yang dialami Jet Li, spesialis penyakit dalam dr Indra Wijaya, SpPD menyebut hipertiroid bisa diobati. Pengobatannya ditentukan oleh penyebab dan kondisi pasien. Beberapa jenis pengobatan yang kerap dilakukan antara lain operasi, radionuklir, dan terapi obat tablet.

"Radionuklir untuk orangtua boleh, tapi ibu yang berencana hamil, sedang hamil dan menyusui tidak diperbolehkan," kata dr Indra, kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah metode pengobatan hipertiroid:

1. Obat anti tiroid.

Obat-obatan ini secara perlahan meredakan gejala hipertiroidisme dengan mencegah kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon. Obat anti tiroid termasuk methimazole dan propylthiouracil. Gejala biasanya mulai membaik dalam beberapa minggu hingga bulan.

Pengobatan anti tiroid biasanya berlangsung selama 12-18 bulan. Setelah itu, dosis dapat dikurangi secara perlahan atau dihentikan jika gejala hilang dan hasil tes darah menunjukkan bahwa kadar hormon tiroid telah kembali normal.

Bagi sebagian orang, obat anti tiroid membuat hipertiroidisme menjadi remisi jangka panjang. Tetapi orang lain mungkin mengalami kekambuhan setelah menjalani pengobatan ini.

Meski jarang, kerusakan hati yang serius dapat terjadi dengan kedua obat anti tiroid tersebut. Tetapi karena propylthiouracil telah menyebabkan lebih banyak kasus kerusakan hati, umumnya hanya digunakan ketika orang tidak dapat menggunakan methimazole.

Sebagian orang yang alergi terhadap obat anti tiroid dapat mengalami ruam kulit, gatal-gatal, demam, atau nyeri sendi. Selain itu, pengobatan ini juga dapat meningkatkan risiko infeksi.

NEXT: Beta Blocker hingga Operasi




(hnu/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork