Seorang pengantin wanita mendadak menjadi janda satu jam setelah mengucap janji pernikahannya. Sang suami diketahui mendadak meninggal dunia karena blood clot, gumpalan atau pembekuan darah.
Adapun pasangan tersebut bernama Toraze dan Johnnie Mae Davies. Keduanya baru menyelesaikan upacara pernikahan pada Senin (19/6/2023).
Pada saat sesi foto keluarga di Gereja Baptis Ebenezer, Toraze pada pukul 16.35 waktu setempat mendadak jatuh ke tanah. Pria berusia 48 tahun itu lalu dinyatakan meninggal ketika di rumah sakit dan didiagnosis mengalami pembekuan darah.
"Toraze mengalami kejadian medis yang tidak dapat bertahan... dalam sedetik. Itu terjadi dalam hitungan detik," kata salah satu sahabat Johnnie Mae, Jewel Roberson kepada People, Senin (26/6/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Johnnie Mae sangat menderita dan dia adalah orang yang sangat penyayang," tambahnya.
Kejadian tersebut membuat pihak keluarga dan teman-teman Toraze mengatakan bahwa kasus ini menjadi pengingat untuk orang lain agar terus menjaga kesehatan.
"Setiap detik, menit Anda menganggapnya serius. Anda berusaha menjaga kesehatan Anda bersama sehingga Anda dapat memiliki lebih banyak waktu bahagia dan hidup Anda tidak akan terpotong seperti ini," kata Tonja Ross, seorang perawat yang juga sahabat dari Mae.
"Tidak semua keadaan darurat medis dapat dicegah. Namun, beberapa mungkin. Silahkan belajar dari tragedi ini dan cobalah untuk menjaga kesehatan Anda dan keluarga Anda dengan memberi tahu dokter Anda tentang masalah, tanda, atau gejala apa pun dan melakukan kunjungan tahunan Anda. Di sana adalah laboratorium, tes, perawatan, dan prosedur yang dapat membantu menentukan masalah apa yang mungkin dialami tubuh Anda," sambungnya.
NEXT: Apa itu bekuan darah?
Mengutip Mayo Clinic, bekuan darah merupakan massa semi-padat dari sel darah dan zat lain yang terbentuk di pembuluh darah. Gumpalan darah memiliki fungsi melindungi perdarahan terlalu banyak jika terluka atau ketika tengah menjalani operasi.
Selain itu, seseorang juga bisa mengalami pembekuan atau penggumpalan darah karena penyebab lain. Misalnya seperti adanya kondisi medis tertentu.
Ketika hal tersebut terjadi, pembekuan darah justru bisa menyebabkan gejala yang mungkin dapat mengancam jiwa. Berikut ini adalah beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan gumpalan darah:
- Sindrom antifosfolipid
- Arteriosklerosis / aterosklerosis
- Obat-obatan tertentu, seperti kontrasepsi oral dan obat terapi hormon
- COVID-19
- Trombosis vena dalam (DVT)
- Faktor V Leiden
- Riwayat keluarga penggumpalan darah
- Aritmia jantung (masalah irama jantung)
- Serangan jantung
- Gagal jantung
- Kegemukan
- Penyakit arteri perifer (PAD)
- Polisitemia vera
- Kehamilan
- Duduk atau tirah baring dalam waktu lama
- Emboli paru - bekuan darah di arteri di paru-paru.
- Merokok
- Stroke
- Operasi
Bekuan Darah Bisa Berakibat Fatal
Pembekuan atau gumpalan darah sebenarnya bermanfaat untuk menghentikan perdarahan ketika tubuh mengalami luka. Namun gumpalan darah yang terbentuk di tempat tak semestinya hingga terlalu banyak gumpalan darah yang tidak normal dapat menjadi bahaya dan berisiko pada manusia.
Gumpalan atau bekuan darah dapat terbentuk di dalam atau berpindah ke pembuluh darah di organ lainnya seperti paru-paru, otak, jantung, hingga ginjal. Kondisi masalah kesehatan yang terjadi karena pembekuan darah dapat terjadi bergantung pada lokasinya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Trombosis vena dalam (DVT) merupakan bekuan darah di vena dalam, biasanya pada kaki bagian bawah, paha, atau panggul. Kondisi ini dapat memblokir pembuluh darah hingga menyebabkan kerusakan pada kaki.
Trombosis sinus vena serebral (CVST) merupakan gumpalan darah langka di sinus vena pada otak. Sinus vena biasanya mengalirkan darah dari otak. CVST dapat memblokir darah dari pengeringan dan dapat menyebabkan stroke hemoragik.
Emboli paru dapat terjadi saat DVT terputus dan mengalir melalui aliran darah ke paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan rusaknya paru-paru dan mencegah organ lain untuk mendapatkan cukup oksigen.
Gumpalan darah di bagian tubuh lain juga dapat menyebabkan masalah seperti stroke iskemik, masalah ginjal, gagal ginjal, serangan jantung, hingga masalah terkait kehamilan.











































