Badan intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pihaknya tidak bisa menjelaskan secara pasti apakah penyebab pandemi COVID-19 berasal dari Institut Virologi Wuhan, China. Dari hasil laporannya, mereka tidak menemukan bukti langsung bahwa COVID-19 muncul dari laboratorium China.
Namun, sebuah penyelidikan sebelumnya mengungkap bahwa tiga ilmuwan di laboratorium Wuhan sempat jatuh sakit. Ketiga ilmuwan tersebut diduga adalah Ben Hu, Ping Yu, dan Yan Zhu, yang bekerja secara genetik mengubah virus Corona.
Disebutkan, ketiga pasien pertama tersebut adalah anggota laboratorium Wuhan yang diduga telah membocorkan virus pandemi dan terlibat dalam penelitian di Institut Virologi Wuhan (WIV) tentang virus corona mirip SARS. Penelitian tersebut mengerjakan pengubahan virus hewan di laboratorium untuk membuatnya lebih menular.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan yang tidak diklasifikasikan pada Jumat (23/6/2023), Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mengatakan mereka tidak memiliki informasi yang mendukung klaim baru-baru yang muncul. Ini termasuk kabar tiga ilmuwan di laboratorium Wuhan, yang diduga sebagai pasien pertama COVID-19 sekaligus yang menciptakan virus tersebut.
Menanggapi ini, ODNI menekankan belum memiliki informasi pasti apakah para ilmuwan itu benar mengerjakan virus Corona yang menjadi sumber atau nenek moyang terdekat dari penyebab pandemi COVID-19. Berdasarkan laporan intelijen AS, ketiga peneliti di Wuhan itu sakit 'ringan' pada musim gugur tahun 2019, sekitar bulan September hingga Oktober.
"Beberapa gejala mereka konsisten dengan COVID-19. Tapi, gejala lainnya tidak konsisten (dengan COVID-19)," tulis laporan tersebut yang dikutip dari South China Morning Post, Senin (26/6/2023).
Selain itu, pihak intelijen AS juga tidak mengetahui pasti apakah ketiga ilmuwan yang sakit itu tengah menangani virus hidup dalam pekerjaan mereka atau tidak.
"[Komunitas intelijen] terus menilai bahwa informasi ini tidak mendukung atau menyangkal salah satu hipotesis tentang asal mula pandemi karena gejala para peneliti dapat disebabkan oleh sejumlah penyakit," tegasnya.
Meski begitu, laporan dari ODNI tidak menampik kemungkinan bahwa COVID-19 itu bisa bocor dari laboratorium Wuhan. Tapi, masih banyak juga badan intelijen AS yang percaya bahwa virus pandemi muncul secara alami, yang mungkin menular dari hewan seperti kelelawar.
(sao/suc)











































