Apa itu Disleksia pada Anak? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Anggie Syahdina Fitri - detikHealth
Rabu, 28 Jun 2023 05:45 WIB
Ilustrasi disleksia pada anak. Foto: Getty Images/iStockphoto/vejaa
Jakarta - Disleksia adalah sebuah gangguan yang biasanya terjadi pada anak. Disleksia dapat mengganggu proses belajar anak karena anak merasa kesulitan dapat mengenali kata-kata yang diucapkan. Namun, gangguan ini tidak menjadi pengaruh atas tingkat kecerdasan penderitanya.

Pada laman resmi Kementerian Kesehatan, dijelaskan bahwa disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang dapat dialami oleh anak- anak dan dewasa. Pengidap disleksia akan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja karena mereka sulit untuk mengenali kata yang diucapkan untuk mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.

Disleksia adalah gangguan saraf pada bagian otak yang bekerja memproses bahasa. Orang dengan disleksia akan sulit dalam mengenali dan memahami huruf, kata, dan kalimat sehingga akan mempengaruhi proses belajar yang efektif.

Gejala Disleksia

Disleksia biasanya baru diketahui saat anak mulai memasuki usia sekolah dan mulai belajar membaca. Penderita disleksia memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda dan dapat dilihat dari respon anak saat membaca.

Disleksia memiliki gejala yang berbeda untuk tiap usia. Dikutip dari laman Mayo Clinic, berikut gejala disleksia sesuai dengan usia munculnya.

Usia Sebelum Sekolah

Biasanya lebih sulit mengetahui apakah seorang anak mengidap disleksia atau tidak saat belum memasuki usia sekolah. Berikut beberapa gejala disleksia pada anak usia sebelum sekolah:

- Terlambat berbicara
- Mempelajari kata-kata baru dengan lambat
- Masalah dalam membentuk kata-kata dengan benar, seperti membalikkan suara dalam kata-kata atau membingungkan kata-kata yang terdengar sama
- Masalah dalam mengingat atau menamai huruf, angka, dan warna
- Kesulitan mempelajari lagu anak-anak atau bermain permainan berima

Usia Sekolah

Saat memasuki usia sekolah, gejala disleksia akan terlihat jelas ketika anak mulai belajar membaca. Berikut beberapa gejala disleksia pada anak usia sekolah:

- Membaca jauh di bawah tingkat yang diharapkan untuk usianya
- Masalah dalam memproses dan memahami apa yang didengar
- Kesulitan menemukan kata yang tepat atau membentuk jawaban atas pertanyaan
- Masalah dalam mengingat urutan sesuatu
- Kesulitan melihat (dan kadang-kadang mendengar) persamaan dan perbedaan huruf dan kata
- Ketidakmampuan untuk menyuarakan pengucapan kata yang tidak dikenal
- Kesulitan mengeja
- Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan membaca atau menulis
- Menghindari kegiatan yang melibatkan membaca

Remaja dan Orang Dewasa

Remaja dan orang dewasa juga dapat mengalami disleksia, gejala yang terjadi juga cukup mirip dengan gejala disleksia pada anak-anak. Berikut beberapa gejala disleksia pada remaja dan dewasa:

- Kesulitan membaca, termasuk membaca dengan suara keras
- Membaca dan menulis dengan lambat dan membutuhkan waktu lama
- Masalah dalam mengeja
- Menghindari kegiatan yang melibatkan membaca
- Salah mengucapkan nama atau kata, atau kesulitan dalam mengingat kata
- Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan membaca atau menulis
- Kesulitan meringkas sebuah cerita
- Kesulitan belajar bahasa asing
- Kesulitan mengerjakan soal matematika

Penyebab Disleksia

Disleksia disebabkan oleh faktor keturunan dalam keluarga. Riwayat keluarga dengan gen tertentu yang menyebabkan seseorang kesulitan memproses bacaan dan bahasa dapat menurun pada keturunan selanjutnya. Namun, disleksia juga bisa diakibatkan karena paparan nikotin dan alkohol saat dalam kandungan dan lahir dalam kondisi prematur.

Disleksia dapat menyebabkan beberapa masalah pada pengidapnya jika tidak ditangani dengan benar. Beberapa masalah yang dapat disebabkan antara lain:

- Kesulitan belajar, membaca merupakan keterampilan dasar untuk menyokong mata pelajaran lainnya. Seseorang dengan disleksia akan kesulitan belajar karena lambat dalam memproses bahasa.

- Masalah sosial, jika tidak ditangani dengan benar, pengidap disleksia dapat merasa rendah diantara individu lainnya. Hal ini akan memicu munculnya masalah perilaku seperti kecemasan dan menarik diri dari lingkungan sosial.

- Masalah saat tumbuh dewasa, kesulitan membaca dan memahami sesuatu dapat menghambat anak mencapai potensi diri saat tumbuh kembang. Hal ini akan berdampak negatif pada pendidikan, sosial, dan ekonomi dalam jangka panjang.

Cara Mengobati Disleksia

Disleksia menjadi salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun jika dilakukan terapi dapat meningkatkan kemampuan penderita dalam membaca. Metode yang paling efektif dalam menangani disleksia adalah metode fonik.

Metode fonik berfokus untuk meningkatkan kemampuan penderita dalam mengidentifikasi dan memproses suara. Beberapa hal yang dilakukan dalam metode fonik, antara lain:

- Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti 'buku' dan 'baku'
- Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang rumit
- Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut
- Membaca kalimat dengan tepat dan memahami makna yang dibaca
- Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru

Disleksia mungkin tidak berbahaya namun dapat merugikan penderitanya di kemudian hari. Pastikan untuk lebih memperhatikan anak saat masa pertumbuhannya dan lakukan penanganan terbaik saat mengetahui kondisi ini.

Simak Video "Video: Gejala Trauma yang Ditemukan pada Anak-anak Gaza Pasca-perang"


(row/row)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork