Kisah Pria Ngaku Kena Kanker gegara Produk Bedak Bayi Tabur Johnson & Johnson

Round Up

Kisah Pria Ngaku Kena Kanker gegara Produk Bedak Bayi Tabur Johnson & Johnson

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 28 Jun 2023 06:30 WIB
Kisah Pria Ngaku Kena Kanker gegara Produk Bedak Bayi Tabur Johnson & Johnson
Ilustrasi bedak bayi tabur. Foto: iStock
Jakarta -

Dugaan bedak bayi Johnson & Johnson memicu kanker kini berujung di pengadilan. Salah satu pasien kanker mengaku, penyakit yang diidapnya timbul lanytaran menggunakan J&J.

Pasien tersebut adalah Emory Hernandez (24). Ia mengaku mengalami kanker karena paparan asbes yang ada di bedak J&J. Bedak tersebut sudah ia gunakan semenjak kanak-kanak.

"Saya baru saja berubah menjadi anak kecil yang ketakutan," kata Hernandez sambil menangis menceritakan soal diagnosis mesothelioma di 2022 saat bersaksi di Pengadilan Tinggi Alameda County, dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua Hernandez mengatakan bahwa anaknya menggunakan bedak bayi J&J dalam jumlah yang banyak. Saat itu Hernandez masih berusia di bawah lima tahun.

"Saya tidak menginginkan ini terjadi pada orang tua manapun," katanya.

ADVERTISEMENT

Hernandez mengaku bahwa ia tidak mengingat pasti bagaimana diagnosis pertama kanker yang dialaminya. Karena semakin banyak pasien yang melaporkan kejadian serupa, akhirnya Hernandez berani untuk mengajukan gugatan.

Hernandez Tidak Sendirian

Hernandez hanyalah satu dari sekian banyak orang yang mengklaim menjadi korban dari bedak J&J. Ada sekitar 60 ribu orang lain yang mengklaim bahwa bedak J&J membuat mereka mengalami kanker.

Para korban menuding dokumen internal J&J dari awal tahun 1970-an menunjukkan bahwa para pekerja telah memperingatkan manajer tentang jejak asbes yang ada di botol bedak bayi.

"Ini adalah penyelesaian kewajiban produk terbesar yang pernah diwujudkan setelah pengajuan kebangkrutan," kata Mikal Watts, salah satu pengacara penggugat yang merundingkan kesepakatan dengan J&J, dikutip dari Fortune.

"Tugas kami adalah mendapatkan ganti rugi bagi klien kami atas cedera mereka, dan penyelesaian ini adalah puncak dari perjuangan untuk keadilan selama lebih dari satu dekade," tambahnya.

Selain Hernandez, seorang wanita bernama Deborah Smith juga menjadi salah satu orang yang menuntut J&J. Smith didiagnosis mengalami kanker ovarium pada 2003 setelah dokternya menemukan tumor selama proses pengangkatan fibroid rahim.

Smith menggunakan bedak bayi J&J sebagai produk kebersihan wanita untuk menyerap keringat dan menjaga kulitnya tetap kering. Hal itu dilakukannya selama lebih dari 15 tahun.

Dalamgugatannya, Smith juga menggunakan Shower to Shower, produk berbahan dasar bedak yang sebelumnya diproduksi J&J sampai tahun 2003. Smith mencari kompensasi untuk biaya pengobatan dan rasa sakit yang dialami meski sudah sembuh semenjak 2005.

"Meskipun saya telah bebas kanker selama bertahun-tahun, ketika saya pergi ke dokter untuk menjalani tes apa pun, saya selalu bertanya-tanya apakah mereka akan menemukan sesuatu yang salah," kata Smith.

Selain itu juga ada Marry Ann Bingheri yang menggunakan bedak bayi J&J dari tahun 1968 sampai 2016 untuk kebersihan wanita.

Marry didiagnosis mengalami kanker ovarium stadium 3 pada tahun 2008. Setelah menjalani kemoterapi selama satu tahun, kankernya kembali pada tahun 2012.

"Saya telah sampai pada titik di mana saya hanya ingin melihat keadilan ditegakkan untuk semua orang yang mengalami ini," kata Bingheri.

NEXT: Investigasi Tahun 2018

Investigasi Tahun 2018

Kantor berita Reuters pada tahun 2018 mengklaim bahwa J&J mengetahui selama beberapa dekade bahwa ada asbes dalam produk bedak bayinya. Reuters mengatakan dari catatan internal perusahaan, kesaksian persidangan, dan bukti lain menunjukkan setidaknya dari tahun 1971 sampai awal 2000-an, bedak mentah dan bubuk jadi J&J terkadang mengandung asbes dalam jumlah yang kecil.

Dikutip dari laman Asbestos, dalam beberapa tahun terakhir bedak tabur telah dikaitkan dengan berbagai jenis kanker. Beberapa di antaranya adalah kanker ovarium, paru-paru, hingga mesothelioma.

Mesothelioma dapat disebabkan oleh paparan asbes dan menyebabkan kanker langka dan agresif yang berkembang di lapisan jaringan yang membungkus organ dada dan perut.

Sebagian besar kasus mesothelioma terjadi pada orang yang bekerja dengan asbes atau terkena paparan asbes. Sebagian kecil kasus mungkin bisa terjadi karena paparan di rumah tanpa disadari.

Asbes juga dapat mencemari produk yang mengandung mineral lain seperti bedak.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)

Berita Terkait