Influencer kebugaran Jo Lindner meninggal dunia di usia 30 tahun. Penyebab meninggalnya disebut karena aneurisma.
Kekasihnya, Nicha, mengatakan Jo mengeluhkan nyeri di bagian leher beberapa hari sebelum meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia berada dipelukanku lalu semuanya terjadi sangat cepat. Tiga hari yang lalu dia mengeluh sakit leher, kami semua tidak menyadari sampai semuanya terlambat," tulisnya di akun Instagram pribadinya.
Dia menambahkan bahwa jika Lindner "cukup berani" untuk mengakui bahwa dia menggunakan steroid, tidak ada alasan untuk tidak mempercayainya.
Dalam sebuah wawancara dengan sesama binaragawan Bradley Martyn bulan lalu, Lindner berbicara tentang diagnosis penyakit otot beriak, suatu kondisi genetik langka yang menyebabkan otot menjadi sangat sensitif terhadap gerakan atau tekanan.
Menurut Pusat Informasi Penyakit Genetik dan Langka (GARD), gangguan ini ditandai dengan "tanda-tanda peningkatan iritabilitas otot" seperti ketegangan otot yang berulang, "pengelompokan" otot, dan/atau riak yang menonjol.
Next: Sempat terapi hormon
Saksikan juga Sudut Pandang Terbaru: 'Dua Anak Cukup': Antara Realita dan Propaganda Usang
Sebelum meninggal, Lindner mengungkapkan bahwa ia mengalami beberapa masalah kesehatan setelah Terapi Penggantian Testosteron (TRT).
Dia telah menjalani terapi hormon selama setahun untuk memulihkan kadar testosteronnya. Pemengaruh itu juga menyinggung beberapa efek jangka panjang terapi hormon tersebut.
Saat itu, Lindner juga buka-bukaan soal masalah baru yang dia hadapi akibat hernia.
"Perut saya juga terlihat membesar sekarang akibat operasi hernia," tulisnya.
Saksikan juga Sudut Pandang Terbaru: 'Dua Anak Cukup': Antara Realita dan Propaganda Usang











































