Jepang Mau Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, Warga Korsel Panik Borong Garam

Jepang Mau Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, Warga Korsel Panik Borong Garam

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 04 Jul 2023 11:57 WIB
Jepang Mau Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, Warga Korsel Panik Borong Garam
Ilustrasi garam. Foto: Getty Images/iStockphoto/simarik
Jakarta -

Rencana Jepang untuk melanjutkan proses pembuangan limbah air yang terkontaminasi radioaktif dari pembangkit listrik Fukushima ke laut mengundang kekhawatiran sejumlah pihak.

Rencananya pembuangan air limbah ke samudera pasifik tersebut akan mulai dilakukan pada tahun ini dan berlanjut selama 30 tahun ke depan. Jepang akan akan secara perlahan melepaskan air limbah yang disimpan dalam tangki ke laut melalui pipa yang membentang satu kilometer dari pantai.

Pihak Jepang mengatakan bahwa air limbah yang dibuang aman dan telah disaring untuk menghilangkan sebagian besar isotop meskipun masih mengandung jejak tritium. Tritium merupakan isotop hidrogen yang sulit dipisahkan oleh air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Jepang mengklaim dampak lingkungan dan kesehatan minim karena air olahan akan dilepaskan secara bertahap setelah diencerkan oleh air laut dalam jumlah besar. Badan Energi Atom Internasional mengatakan pembangkit nuklir di seluruh dunia menggunakan proses serupa untuk membuang air limbah yang mengandung konsentrasi rendah tritium dan radionuklida lainnya.

Salah satu pihak yang khawatir atas keputusan Jepang adalah negara Korea Selatan. Bahkan warga Korea Selatan mulai melakukan panic buying garam karena takut nantinya garam akan tercemar.

ADVERTISEMENT

"Saya baru saja membeli lima kilogram garam. Saya tidak pernah membeli garam sebanyak ini," kata Lee Young-min (38) dikutip dari Independent, Selasa (4/7/2023).

"Sebagai seorang ibu membesarkan dua anak, saya tidak bisa hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Saya ingin memberi mereka makan dengan aman," sambungnya.

Kejadian panic buying ini akhirnya membuat harga garam di pasaran Korea Selatan meroket. Harga garam laut di Korea Selatan meningkat hingga 27 persen. Walau begitu, pejabat setempat juga menyebutkan faktor cuaca dan menurunnya produksi sebagai penyebab kenaikan harga.

Walau Jepang belum mengumumkan kapan rencana tersebut dilakukan, otoritas perikanan Korea Selatan berjanji akan terus memantau tambak garam alami untuk setiap kenaikan zat radioaktif.

Dapat Berdampak pada Manusia?

Korea Selatan bukan satu-satunya negara yang khawatir dengan langkah yang akan dibuat oleh Jepang. Negara seperti Amerika Serikat dan Filipina juga menyatakan penentangannya.

"Sudahkan orang-orang yang mempromosikan ALPS (sistem pemrosesan cairan canggih) kemudian melepaskan limbah ke laut menunjukkan bahwa itu akan aman untuk kesehatan laut dan manusia? Jawabannya tidak," ucap ahli biologi kelautan Universitas Hawaii Robert Richmond dikutip dari Nature, Selasa (4/7/2023).

Richmond merupakan salah satu dari lima ilmuwan di panel penasihat Forum Kepulauan Pasifik. Panel tersebut diadakan untuk memberikan nasihat tentang apakah pelepasan air limbah tersebut aman atau tidak. Menurut Richmond, masih ada pertanyaan soal tritium dan karbon-14 yang belum dibahas.

"Jika Anda makan sesuatu yang terkontaminasi radioaktif dengan β-emitor, sel-sel Anda di dalamnya akan terpapar," kata Richmond.

Operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) mengatakan bahwa penangkapan ikan tidak rutin dilakukan di area dalam jarak 3 kilometer dari pipa yang akan mengalirkan air. Namun, Richmond khawatir tritium bisa terkonsentrasi di jaring makanan karena organisme yang lebih besar memakan yang lebih kecil yang terkontaminasi.

"Konsep pengenceran sebagai solusi polusi terbukti salah. Kimia pengenceran dilemahkan oleh biologi lautan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Ilmuwan Korsel Berhasil Ubah Sel Kanker Jadi Normal Lagi, Kok Bisa?"
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Berita Terkait