Jutaan Orang di AS Alami 'Penis Bengkok', gegara Apa?

Jutaan Orang di AS Alami 'Penis Bengkok', gegara Apa?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 05 Jul 2023 19:25 WIB
Jutaan Orang di AS Alami Penis Bengkok, gegara Apa?
Ilustrasi penis. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Andrii Zastrozhnov)
Jakarta -

Jutaan pria di Amerika Serikat dilaporkan mengidap 'penis bengkok' atau dikenal dengan peyronie disease. Meski begitu, banyak di antara mereka tidak mengakuinya lantaran malu dan takut terkena stigma.

"Populasi ini, saya sebut populasi yang 'menderita' dalam kesunyian," jelas ahli urologi dr Mohit Khera dari Baylor College of Medicine, soal penderitaan tersebut, dikutip dari Daily Mail.

"Mereka tidak pernah membicarakannya."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khera memperkirakan 7 hingga 9 persen pria di AS mengalami kelengkungan penis. Namun, statistik menunjukkan bahwa temuan kasus hanya dilaporkan satu dari 100 yang mengalaminya, akibat kebanyakan pria takut 'diejek'.

Meskipun penyebab peyronie disease tidak sepenuhnya dipahami, banyak faktor risiko yang diyakini berasal dari cedera berulang pada anggota tubuh saat berhubungan seks, masturbasi, olahraga, atau kecelakaan tertentu.

ADVERTISEMENT

Dalam beberapa kasus, penis 'bengkok' ini terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu dan penyakit lebih sering dilaporkan seiring bertambahnya usia. Rata-rata pria terkena peyronie disease di usia 57 tahun.

Kondisi ini menyebabkan penis menekuk hingga 180 derajat saat ereksi, bisa juga berakhir memiliki sederet komplikasi. Banyak pria bahkan merasakan sakit yang luar biasa, disfungsi ereksi, dan ketidakmampuan untuk melakukan hubungan seksual.

Beberapa kasus lain menunjukkan kasus peyronie juga bisa mengalami pengurangan panjang penis.

"Masalahnya adalah hal itu berdampak signifikan pada kualitas hidup mereka," kata Khera.

"Pasien yang mengidap penyakit tersebut memang megalami depresi. Mereka merasa seperti ada cacat."

Sebuah studi tahun 2021 di Journal of Men's Health menemukan 27 persen pepngidap peyronie dilaporkan terkena depresi klinis. Sayangnya, pria enggan mencari pengobatan, lagi-lagi karena malu.

"Studi menunjukkan bahwa mereka sangat pendiam dan tidak pernah mencari perawatan," kata ahli urologi tersebut, dikutip dari New York Post.




(naf/naf)

Berita Terkait