Dihantam Krisis Populasi, Ini Curhat Warga China soal Alasan Ogah Menikah

Dihantam Krisis Populasi, Ini Curhat Warga China soal Alasan Ogah Menikah

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 10 Jul 2023 06:00 WIB
Dihantam Krisis Populasi, Ini Curhat Warga China soal Alasan Ogah Menikah
Ilustrasi pasangan di China. (Foto: Getty Images)
Jakarta -

China merupakan salah satu negara yang mengalami masalah menurunnya angka kelahiran. Menurunnya angka kelahiran tersebut lantas menyebabkan penurunan populasi China sebanyak 850 ribu penduduk pada tahun lalu.

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor besar penyebab anjloknya angka kelahiran adalah semakin enggannya masyarakat China untuk menikah.

Kementerian Urusan Sipil di China pada Juni lalu mengatakan bahwa jumlah pencatatan pernikahan di seluruh negeri mencapai yang terendah dalam 37 tahun. Dalam waktu 8 tahun terakhir, jumlah orang yang menikah di China selalu menurun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat hanya ada 6,83 juta pasangan di China yang menikah pada tahun lalu.

Banyak anak muda di China, khususnya wanita yang lahir pada tahun 1990-an sampai 2000-an memilih untuk acuh terhadap tuntutan sosial menikah lebih cepat.

ADVERTISEMENT

Menurut Buku Tahunan Sensus China terbaru, usia rata-rata pernikahan di China pada tahun 2020 adalah 28,6 tahun. Angka tersebut hampir empat tahun lebih tua daripada 2010.

Pengajar senior Lau China Institute di King's College London, Ye Liu mengatakan bahwa ketidaksetaraan gender masih sangat kuat di tempat kerja di China. Hal ini meliputi kuota gender yang diskriminatif dan evaluasi calon perempuan berdasarkan kemungkinan kehamilan dan perlunya cuti melahirkan.

Hal ini akhirnya memaksa banyak wanita harus memilih satu antara karir atau memulai sebuah keluarga.

"Ketika wanita menghabiskan lebih banyak waktu pada pendidikan, secara natural mereka akan memundurkan usia untuk menikah dan memiliki anak," ucap Ye dikutip dari DW, Minggu (9/7/2023).

Cerita Wanita di China

Seorang guru sekolah di Provinsi Shanxi utara China bernama Jingyi Hou (29) mengatakan bahwa pernikahan bukanlah prioritas utama.

Jingyi menceritakan bahwa orang tuanya sangat ingin melihat anaknya menikah. Bahkan orang tua Jingyi sampai membantu 20 kencan buta untuknya selama tiga tahun terakhir.

Namun, sampai saat ini Jingyi masih melajang dan merasa tidak ada urgensi mendesak untuknya segera menemukan pasangan hidup dan menikah.

"Pernikahan adalah tentang kebebasan. Tidak semua orang perlu menikah secepat mungkin," kata Jingyi.

Jingyi tak sendirian, hal ini juga dirasakan oleh Christa yang bukan nama sebenarnya. Menurutnya pernikahan tidak terlalu penting dilakukan. Terlebih menurutnya pernikahan dapat mengganggu karirnya.

"Saya percaya bahwa menikah dapat mempengaruhi prestasi saya, terutama persoalan karir," kata Christa yang saat ini bekerja sebagai manajer proyek sebuah perusahaan manufaktur di China.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Meningkatnya Harapan Hidup Orang China Jadi 79 Tahun di 2024"
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)

Berita Terkait