Di New Mexico, muncul kasus baru HIV yang diduga berkaitan dengan aktivitas treatment facial 'vampir' di sebuah spa Albuquerque yang ditutup pada 2018. Hal itu dilaporkan oleh Departemen Kesehatan New Mexico minggu ini.
Satu-satunya risiko HIV yang dilaporkan pasien tersebut adalah 'vampire facial', yakni aktivitas yang sempat dijalaninya di salon dan spa kecantikan VIP pada 2018. Dua kasus HIV sebelumnya dikaitkan dengan prosedur terkait suntikan di spa pada 2019.
Departemen Kesehatan mengatakan, pihaknya telah membuka kembali penyelidikannya ke spa. Mereka juga merekomendasikan mantan klien yang pernah menerima layanan menggunakan injeksi, termasuk facial vampir atau Botox, untuk dites HIV, hepatitis B dan hepatitis C.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen kesehatan negara bagian melakukan tes kepada lebih dari 100 klien spa. Mantan klien harus diuji ulang, bahkan jika sebelumnya sudah pernah menjalani tes dan mendapatkan hasil negatif. dites negatif, kata departemen itu pada hari Rabu.
"Sangat penting bagi kami untuk menyebarkan berita dan mengingatkan orang-orang yang menerima suntikan apa pun terkait dengan layanan yang disediakan di Spa VIP untuk datang untuk tes gratis dan rahasia," ungkap wakil sekretaris Departemen Kesehatan, kata Dr. Laura Parajon, wakil sekretaris Departemen Kesehatan, dr Laura Parajon, dikutip dari CNN, Senin (10/7/2023).
Spa tersebut ditutup pada 2018 setelah inspeksi negara menemukan praktik tidak aman, yang disebut berisiko menyebarkan infeksi yang ditularkan melalui darah ke klien.
Pada 5 Juli 2023, Departemen Kesehatan mengidentifikasi infeksi HIV tambahan. Pihaknya sempat menyinggung kasus ini mungkin berhubungan langsung atau tidak langsung dengan layanan yang disediakan di Spa VIP tersebut.
Departemen Kesehatan juga melaporkan, sebelumnya pada Juni 2022, pemilik spa sempat mengaku bersalah atas lima tuduhan kejahatan praktik kedokteran tanpa izin.
'Wajah hampir' yang ditawarkan oleh tempat spa tersebut juga dikenal sebagai wajah protein kaya plasma. Metode ini melibatkan penyuntikan plasma ke kulit wajah menggunakan alat yang disebut sebagai 'pena jarum mikro'.
Plasma ini biasanya berasal dari darah klien sendiri. Infeksi dapat terjadi jika ujung jarum mikro atau jarum suntik digunakan kembali, atau jika darah pasien lain digunakan untuk melakukan facial.
(vyp/up)











































