Ukuran alat kelamin masih menjadi standar kejantanan pria. Tak heran banyak yang rela merogoh kocek untuk melakukan operasi pembesaran penis.
Operasi pembesaran penis adalah prosedur medis yang bertujuan untuk meningkatkan panjang atau ketebalan penis. Operasi kosmetik termasuk prosedur bedah plastik yang dapat mengubah atau memperbaiki penampilan atau bentuk salah satu anggota tubuh seseorang.
Niat suntik untuk membesarkan penisnya, pria di Jerman ini justru berakhir nahas. Menurut laporan otoritas setempat, pria tersebut disuntikkan minyak silikon ke alat kelaminnya oleh seorang pekerja katering yang menyamar menjadi tenaga medis, Torben K.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prosedur ini dapat melibatkan pemasangan implan silikon, transfer sel lemak atau penggunaan transplantasi kulit untuk memperbesar ukuran penis. Umumnya kebutuhan untuk pembesaran penis sangat jarang terjadi.
Dikutip dari Medical News Today, Urology Care Foundation (UCF) mengatakan operasi ini biasanya hanya diperlukan jika seseorang memiliki kondisi yang disebut mikropenis. Istilah ini menggambarkan ukuran penis yang lebih kecil dari ukuran normalnya.
Apakah prosedur pembesaran penis efektif?
UCF menyampaikan, bahwa hampir tidak ada metode efektif untuk memperbesar penis. Hingga saat ini, satu-satunya prosedur bedah kosmetik yang disetujui FDA untuk meningkatkan ukuran penis ialah implan penuma.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa penggunaan Penuma menghasilkan peningkatan rata-rata sebesar 56,7% dalam ketebalan penis, dan juga meningkatkan kepuasan pasien serta penilaian diri mereka dalam hal rasa percaya diri dan harga diri, bahkan setelah pemantauan jangka panjang.
Namun, tidak ada jaminan bahwa operasi pembesaran penis akan memberikan hasil yang efektif.
Walaupun operasi pembesaran penis berhasil dilakukan, akan tetapi komplikasi atau efek samping masih mungkin terjadi. Efek samping yang dapat ditimbulkan yaitu, deformitas penis yang mengganggu secara seksual, pemendekan yang parah, kelengkungan, edema, benjolan subkutan, infeksi, luka yang sulit sembuh, dan disfungsi seksual.
Selain itu juga, seseorang mungkin akan mengalami, memar di area operasi, memar di sepanjang penis, perubahan bentuk penis, perdarahan di area sayatan, infeksi, pembengkakan, rasa kebas dan nyeri saat ereksi.
Operasi pembesaran penis ini dapat efektif bagi orang yang memang memiliki masalah medis yang memengaruhi fungsi penisnya. Namun, operasi ini sebenarnya tidak disarankan bagi seseorang yang sudah memiliki penis yang berfungsi dengan ukuran normal.
(kna/kna)











































