Mimpi Menkes Bikin Event Kedokteran Bergengsi, 'Java Jazz' Versi Kesehatan?

Mimpi Menkes Bikin Event Kedokteran Bergengsi, 'Java Jazz' Versi Kesehatan?

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Selasa, 18 Jul 2023 08:00 WIB
Mimpi Menkes Bikin Event Kedokteran Bergengsi, Java Jazz Versi Kesehatan?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth)
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengomentari aksi demo pengesahan RUU Kesehatan menjadi Undang-Undang yang dilakukan oleh sejumlah tenaga kesehatan dari berbagai organisasi profesi beberapa hari lalu.

Menurutnya, daripada energi semangat dipakai untuk demo, lebih baik digunakan untuk meningkatkan kualitas diri. Misalnya, menggunakan fasilitas beasistwa yang sudah diberikan pemerintah untuk menimba ilmu ke luar negeri.

"Jadi saya ingin ngomong di depan sini, semua calon dokter yang mau belajar kedokteran, spesialis, subspesialis, fellowship, cepat daftar karena beasiswanya dibayarin negara 2.500 per tahun, itu termasuk nurse, nurse spesialis ya. Karena perawat kalau ngurus jantung itu butuh yang spesialis juga, itu susah itu itu ada biayanya juga," ucapnya dalam konferensi pers, Senin (17/7/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menkes mengungkapkan pemerintah sendiri telah menyediakan 2.500 beasiswa per tahun untuk calon dokter dan perawat yang mau belajar kedokteran, spesialis, subspesialis, dan lainnya.

"Dokter-dokter ini dapat pendidikan sulit dan mahal. Mulai dari dokter umum, kalau kita masuk kuliah ke ITB bandingkan dengan FK UI untuk kedokteran itu mahal. Saya datang ke Ibu Sri Mulyani kan, 20 persen pendidikan masuk ke LPDP, 'Bu minta dong bantuin,' ini saya nunjukkin sekali lagi mengenai mandatory spending," tutur Menkes.

ADVERTISEMENT

baca juga

"Sama Ibu Sri Mulyani 'bagaimana hitungannya oh kurang banyak?' dikasih 2.500 per tahun. Sekarang saya bingung menyerapnya, karena tempatnya lebih sedikit daripada itu," imbuhnya lagi.

Di samping itu, Menkes juga mengungkap dirinya ingin membentuk sebuah acara khusus di Indonesia dengan mendatangkan para dokter dari berbagai negara di dunia. Hal ini bertujuan agar dokter di Indonesia bisa mendapatkan referensi, teknik, atau cara yang dilakukan para dokter di dunia untuk meningkatkan kualitasnya.

Apabila suatu saat nanti Indonesia mengadakan acara tersebut, Menkes mengungkap ia dan pihaknya siap membiayai atau memberi sponsor.

"Kita bikin Java Jazz, kita undang tuh David Foster, artinya kan jadi ramai dong. Semua kan pemain-pemain band Indonesia datang, dari Singapura datang, Malaysia datang, bikin kaya gitu buat kedokteran," imbuhnya.

"Saya minta tu cancer, jantung, biar RI itu jadi Java Jazz atau Bali Medicine, di mana dokter-dokter paling jago di dunia itu datang. setiap tahun dia tahu, ada nih di bali acara di mana saya mau datang liburan sambil ngajarin teman-teman di RI, dengan demikian kan jadi bagus, nah maksud saya energinya lebih baik dipakai di situ ya daripada demo-demo," imbuhnya lagi.

Sebelumnya, sejumlah massa dari organisasi profesi kesehatan melakukan aksi demo sebagai bentuk penolakan pengesahan RUU Kesehatan menjadi Undang-undang.

Adapun demo tersebut dilakukan di gedung DPR RI di Senayan, Jakarta Selatan, pada Selasa (11/7).

Selain demo, mereka juga mengancam akan melakukan mogok kerja jika RUU Kesehatan tetap disahkan.




(suc/up)

Berita Terkait