Ketua JDN Sebut Perlu Ada Definisi Jelas soal Bullying di Pendidikan Kedokteran

Ketua JDN Sebut Perlu Ada Definisi Jelas soal Bullying di Pendidikan Kedokteran

Averus Kautsar - detikHealth
Sabtu, 22 Jul 2023 18:29 WIB
Ketua JDN Sebut Perlu Ada Definisi Jelas soal Bullying di Pendidikan Kedokteran
Ilustrasi dokter. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Andrei Vasilev)
Jakarta -

Berkaitan dengan fenomena bullying atau perundungan di lingkungan program pendidikan dokter spesialis (PPDS), Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia dr Tommy Dharmawan, SpBTKV, PhD mengatakan harus ada definisi yang jelas berkaitan dengan bullying yang terjadi di institusi pendidikan kedokteran.

"Perlu memang definisi yang jelas dan cerdas begitu apakah tindakan-tindakan apa yang masuk dalam tindakan bullying," ucap dr Tommy dalam sebuah konferensi pers, Sabtu (22/7/2023).

"Walaupun itu keputusan Menteri Kesehatan sudah ada beberapa definisi, tapi saya kira memang harus jelas karena dalam institusi pendidikan tentu saja ada beberapa tugas akademik tugas pelayanan kesehatan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait dengan munculnya fenomena bullying, dr Tommy menyoroti bahwa hal ini dapat terjadi karena multi-faktorial. Mulai dari tidak digajinya dokter residen, kurang jelasnya definisi bullying, hingga masalah workload dokter yang berlebihan.

"Apakah ada di kurang jelas definisi bullying itu di institusi. Beberapa aktivitas itu harus dijelaskan mana yang termasuk kriteria pendidikan, mana yang bukan, mana yang ranahnya dengan hukum," katanya.

ADVERTISEMENT

"Jadi harus diketahui lebih jelas definisinya agar bisa ditentukan hukum mana, legal mana, kode etik mana, mana yang masuk pendidikan," sambungnya.

Menurutnya ada beberapa hal yang masuk dalam bagian dari pendidikan dan tidak termasuk dalam kategori perundungan. Ia pun mencontohkan dengan dokter yang harus siap saat pagi.

"Ketika masuk jam 6 pagi untuk melakukan ronda untuk clinical round jam 4-5 sudah disuruh datang sama seniornya untuk melihat pasien ya itu kan bagian dari pendidikan," katanya.

"Mungkin setelah operasi jam 8-9 malam, terus periksa pasien sebelum pulang, kalau jaga ya sampai besok paginya. Nah itu salah satu hal yang mendasar terjadi burnout pada PPDS workloadnya harus dilihat," sambungnya.

"Ketika kita lelah kan memang akhirnya mudah emosi sehingga sedikit salah mungkin perkataan atau perbuatan akhirnya dianggap bullying juga bisa. Jadi itu berkaitan selain dengan salary dan workload PPDS," pungkasnya.




(avk/kna)

Berita Terkait