Kasus obesitas di Tanah Air tidak surut dari sorotan publik. Kasus-kasus yang kian naik ini juga mengundang perhatian Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante Saksono Harbuwono yang menyebut sedikitnya tiga wilayah mencatat kasus obesitas lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta.
Tak sampai di situ, dr Dante juga menyoroti salah kaprahnya pengertian dalam konsumsi makanan yang baik, termasuk jumlah kalori dalam sehari yang kerap diabaikan masyarakat. Hal tersebut yang menjadi perhatian serius terkait bermunculan kasus obesitas ekstrem di Indonesia.
Berikut fakta-fakta di balik tingginya angka kasus obesitas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Dante menilai bahwa peningkatan pendapatan masyarakat di beberapa daerah tidak dibarengi dengan pembelanjaan yang benar terkait kebutuhan pangan.
"Jadi ada peningkatan begitu drastis di masyarakat tentang obesitas ini, mungkin dipacu oleh income yang semakin meningkat, pendapatan semakin meningkat dan terutama tingkat obesitas ini banyak sekali di daerah-daerah penyanggah kota besar," tutur dr Dante dalam konferensi pers, Senin (24/7/2023).
"Seperti Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor, itu angka obesitasnya lebih tinggi daripada di DKI Jakarta. Itu menunjukkan angka obesitas berkorelasi dengan pendapatan masyarakat yang semakin meningkat," sambungnya.
Minim Edukasi soal Gizi Makanan
Pendapatan tinggi tersebut, sayangnya tidak dibarengi dengan pengetahuan soal nilai gizi makanan. Wamenkes mengimbau publik untuk selalu mengecek lebih dahulu label kemasan makanan. Hal tersebut setidaknya menjadi langkah awal untuk tahu seberapa banyak kalori yang masuk ke tubuh.
"Yang diperlukan adalah masyarakat menjadi smart eater atau cerdas untuk makan, jadi sebelum dia makan, dia harus baca dulu kalorinya berapa, jadi dia bisa memperhitungkan kalau makan makanan tersebut, untuk anak dan keluarganya," imbau dr Dante.
(naf/naf)











































