Generasi millenial merupakan generasi yang lahir sekitar tahun 1980 hingga tahun 1995. Umumnya usia generasi millenial pada saat ini berada di angka 27 hingga 42 tahun. Generasi millenial merupakan generasi yang memiliki etos kerja yang tinggi, yang mana hal tersebut terkadang dapat menjadi bumerang bagi kehidupan seksualnya.
Seseorang yang memiliki etos kerja yang sangat tinggi, biasanya mudah mengalami stres, lantaran beban pikirannya yang terlalu banyak menumpuk pada dirinya. Dibandingkan dengan generasi X, generasi millenial termasuk ke dalam kelompok yang sering mengalami stres dalam banyak hal.
"Stres adalah salah satu pembunuh libido terbesar," ujar Justin Lehmiller, seorang peneliti di Kinsey Institute.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kaum milenial adalah kelompok yang sangat stres dalam banyak hal, terutama dibandingkan dengan Generasi X," lanjutnya.
Dengan kondisi mudah stres yang dialami oleh kebanyakan generasi millenial dapat menjadi faktor penyebab minimnya kehidupan seksual setelah menikah.
Pada saat ini perkembangan zaman terjadi sangat pesat, seperti penggunaan media sosial dan pengaruh internet dalam segala aspek kehidupan pun dapat menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kehidupan seksual pada generasi millenial.
Dikutip dari BBC, Stephen Synder, seorang terapis seks di Kota New York, menggambarkan bahwa media sosial menjadi pengalih perhatian dari aktivitas interpersonal fisik, seperti berhubungan seks dan menyebabkan terjadinya pernikahan tanpa seks.
Dengan adanya perkembangan teknologi digital, semua orang lebih mudah mengakses segala hal yang ada di dunia, salah satunya adalah pornografi. Tak jarang banyak orang lebih memilih menonton pornografi untuk meningkatkan pengalaman seksual tanpa perlu melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.
"Di abad ke-20, beberapa pria cenderung memiliki perilaku seksual kompulsif dengan banyak wanita, sekarang mereka cenderung hanya menonton banyak pornografi," kata Synder.
Simak juga Video: Situasi Sekolah di Jepang yang Terpaksa Tutup Imbas Resesi Seks
Selain itu, Kimberly Anderson, terapis seks dan asisten profesor di Sekolah Kedokteran UCLA, menyatakan bahwa banyak klien pria yang usianya di bawah 45 tahun dalam pernikahan tanpa seks mengalami disfungsi ereksi akibat pornografi.
Sementara perubahan sosial dan teknologi tidak dapat dihindari, para ahli mendorong untuk mencari solusi dalam menghadapi tantangan ini. Komunikasi yang terbuka, pemahaman, dan dukungan antara pasangan dapat membantu meningkatkan keintiman dalam hubungan dan meningkatkan kehidupan seksual generasi milenial.
Selain itu, kesadaran tentang dampak negatif media sosial dan pornografi juga perlu ditingkatkan untuk menghindari pengaruh yang merugikan pada kehidupan seksual generasi ini.











































