.webp)
Infeksi amoeba pemakan otak Naegleria fowleri kembali memakan korban jiwa. Kali ini menewaskan seorang warga Georgia, Amerika Serikat.
"Seorang penduduk Georgia meninggal karena infeksi Naegleria fowleri, infeksi langka yang merusak jaringan otak, menyebabkan pembengkakan otak dan biasanya kematian," dalam rilis departemen kesehatan setempat dikutip dari Insider, Selasa (1/8/2023)
"Orang tersebut kemungkinan terinfeksi saat berenang di danau atau kolam air tawar di Georgia," sambungnya.
Terdapat lima kasus infeksi lain yang disebabkan oleh amoeba pemakan otak Naegleria fowleri yang tercatat dalam sejarah Georgia. Untuk di Amerika Serikat sendiri sudah ada 157 semenjak tahun 1962.
Infeksi amoeba pemakan otak ini termasuk sangat langka. Namun, akibat dari pemanasan suhu yang terjadi, amoeba pemakan otak ini tumbuh subur di danau dan kolam air tawar yang hangat.
Amoeba ini umumnya hidup di tanah, danau air tawar, sungai, kolam, dan mata air panas. Naegleria fowleri biasanya tidak ditemukan di dalam air asin dan air minum serta kolam renang yang diatur dengan benar.
Infeksi amoeba ini dapat terjadi melalui hidung. Amoeba masuk ke dalam hidung dan akhirnya berjalan ke otak.
Hal tersebut menyebabkan infeksi otak yang dikenal sebagai meningoencephalitis amoeba primer. Walau begitu, infeksi amoeba ini tidak dapat menular dari orang ke orang.
Gejala yang dapat timbul dari infeksi amoeba pemakan otak antara lain sakit kepala hebat, demam, mual, dan muntah. Lalu gejalanya akan berkembang menjadi leher kaku, kejang, koma dan dapat menyebabkan kematian.
Sebelumnya, pihak berwenang juga sempat mengumumkan bahwa ada seorang anak berusia 2 tahun yang meninggal karena infeksi amoeba. Kejadian itu bermula saat keluarga mereka mengunjungi sumber air panas di Nevada, Amerika Serikat.
Pada awal tahun, seorang yang menyiram hidungnya dengan air ledeng di Florida juga meninggal dunia karena infeksi amoeba pemakan otak Naegleria fowleri.
(avk/kna)
