Apa Itu Self Harm? Ini Cara Mengenali Serta Mengatasinya

Maryam Mazaya - detikHealth
Kamis, 03 Agu 2023 05:15 WIB
Ilustrasi self harm. Foto: Annie Spratt/Unsplash
Jakarta - Dalam kenyataan hidup yang kompleks ini, terdapat banyak cara yang berbeda bagi seseorang untuk menyampaikan perasaan mereka. Ada yang melampiaskannya dengan melakukan kegiatan atau aktivitas positif.

Namun, ada juga yang melampiaskannya dengan cara menyakiti diri sendiri. Untuk beberapa orang, kecemasan dan perasaan negatif itu begitu berat hingga mengarah pada perilaku self harm.

Belakangan, banyak remaja yang melakukan perbuatan ini lalu memamerkannya ke media sosial. Meskipun masih dianggap sebagai topik yang tabu dan kontroversial, penting bagi kita untuk membuka perbincangan tentang self harm.

Apa Itu Self Harm?

Dijelaskan pada laman Health Direct, self harm atau juga dikenal self injury didefinisikan sebagai tindakan seseorang yang menyakiti diri sendiri dengan sengaja. Tindakan ini menjadi cara untuk mengekspresikan atau mengendalikan pikiran atau perasaan yang negatif.

Perilaku ini sering kali merupakan ekspresi fisik dari rasa sakit emosional yang mendalam dan ketidakmampuan untuk mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang lebih sehat. Tindakannya bisa meliputi seperti memukul diri sendiri, menghantukkan diri sendiri, atau semacamnya.

Dijelaskan lebih lanjut, perbuatan self harm tidak bertujuan untuk bunuh diri, melainkan hanya untuk melampiaskan emosi negatif. Namun buruknya perilaku ini bisa menyebabkan cedera hingga bahaya yang berisiko tinggi.

Sebenarnya, gangguan kecemasan ini serupa dengan gangguan psikologis seperti obsesif compulsive disorder. Menurut data WHO pada tahun 2018, secara global hampir 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.

Namun, hampir sepertiga dari keseluruhan kasus ini terjadi di kalangan remaja. WHO menemukan fakta bahwa hal ini terjadi diantara usia 15-19 tahun. Mengapa self harm banyak dilakukan remaja masa kini?

Elizabeth B Hurlock menyebutkan dalam bukunya berjudul Psikologi Perkembangan-Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi kelima) bahwa masa remaja adalah usia yang rentang bermasalah.

Ini disebabkan karena sepanjang masa kanak-kanak hingga anak, masalah mereka umumnya diselesaikan oleh guru atau orangtua mereka. Sehingga saat memasuki usia remaja, mereka tidak memiliki pengalaman dalam mengatasi masalah.

Selain itu tindakan ini juga terjadi karena mengalami frustasi, tekanan batin, kurangnya dukungan emosional dari orang terdekat, dan masih banyak lagi. Self harm yang dilakukan dengan tujuan membebaskan emosi bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah. Pelakunya memiliki kecenderungan mengulangi perbuatannya.

Jenis Self Harm yang Sering Dilakukan

Secara patologis, terdapat 3 macam jenis self harm yang sering dilakukan. Berikut penjelasannya:

1. Major Self Mutilation

Jenis self harm yang pertama adalah major self mutilation. Tindakan ini cenderung melakukan kerusakan permanen pada organ utama pelakunya. Misalnya, memotong tangan hingga membakar bagian tubuhnya sendiri.

Umumnya, tindakan ini dilakukan oleh seseorang yang mengalami masalah psikologis, yaitu tahap psikosis. Ini merupakan jenis gangguan jiwa di mana seseorang tidak memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang nyata dan hanya khayalan.

2. Stereotypic Self Harm

Stereotypic self harm adalah jenis self harm yang terjadi pada individu dengan gangguan perkembangan atau keterbelakangan intelektual. Jenis self harm ini juga dikenal dengan istilah self-injurious behavior (SIB).

Tindakan self harm ini ditandai dengan adanya tindakan berulang-ulang yang menyakiti diri sendiri tanpa adanya tujuan untuk bunuh diri. Tindakan ini sebagai respons terhadap situasi yang menimbulkan stres, perasaan cemas, atau kesulitan dalam mengatasi emosi.

3. Superficial Self Mutilation

Superficial self mutilation merupakan jenis ketiga dari self harm. Dimana ini merupakan tindakan merusak tubuh dengan sengaja, tetapi luka-luka yang dihasilkan umumnya tidak mendalam atau mengancam nyawa.

Dalam superficial self mutilation, luka-luka yang diakibatkan cenderung terbatas pada lapisan kulit atau sedikit di bawahnya, dan sering kali menyebabkan luka goresan, luka sayatan, atau luka bakar yang relatif ringan.

Contoh Tindakan Self Harm

Perbuatan self harm mencakup berbagai tindakan fisik yang dilakukan dengan sengaja untuk menyakiti diri sendiri. Berikut beberapa tindakan self harm yang sering dilakukan:

1. Memotong (Cutting)

Ini merupakan jenis self-harm yang paling umum. Orang yang melakukan tindakan ini biasanya menggunakan benda tajam, seperti pisau atau gunting, untuk membuat sayatan pada kulit mereka.

2. Membakar (Burning)

Membakar diri sendiri adalah bentuk self-harm lainnya. Individu yang melakukan tindakan ini menggunakan benda-benda panas seperti korek api atau lilin untuk menyebabkan luka bakar pada kulit mereka.

3. Meninju atau Memukul Diri Sendiri (Hitting)

Tindakan ini melibatkan pemukulan atau meninju diri sendiri dengan menggunakan tangan atau benda keras lainnya. Ini seringkali dilakukan sebagai ekspresi frustasi, marah, atau rasa tidak berdaya.

4. Menggores (Scratching)

Merupakan tindakan menggaruk diri sendiri hingga kulit terluka atau memar. Tindakan ini dapat menghasilkan luka dan perasaan sakit fisik, yang bisa menjadi cara seseorang mengalihkan perasaan batin yang lebih dalam.

5. Menarik Rambut (Hair Pulling atau Trichotillomania)

Trichotillomania adalah gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang menarik rambutnya secara berulang-ulang hingga menyebabkan kerontokan rambut. Ini bisa menjadi bentuk self-harm yang dilakukan untuk meredakan perasaan cemas atau tegang.

6. Menelan Benda Asing atau Zat Berbahaya

Beberapa orang mungkin menelan benda asing atau bahkan zat berbahaya, seperti obat-obatan atau produk kimia, sebagai bentuk self-harm yang ekstrim. Tindakan ini dapat berakibat fatal dan memerlukan intervensi medis segera.

7. Menyakiti Sendi atau Tulang (Joint or Bone Injuries)

Beberapa orang mungkin mencoba menyakiti sendi atau tulang mereka dengan tujuan menyebabkan luka atau patah tulang. Tindakan ini bisa terjadi karena seseorang ingin merasakan rasa sakit fisik atau sebagai upaya untuk meredakan perasaan emosional yang intens.

Penyebab Self Harm

Self harm adalah fenomena yang rumit dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk masalah kesehatan mental, trauma masa lalu, depresi, dan kecemasan yang berlebihan. Berikut alasan umum mengapa seseorang mungkin melakukan self-harm antara lain:

1. Kesulitan Mengatasi Emosi

Beberapa orang merasa kesulitan untuk mengatasi perasaan mereka, dan melukai diri sendiri bisa menjadi cara sementara untuk meredakan tekanan dan ketegangan emosional yang mereka rasakan.

2. Perasaan Hampa atau Kosong

Seseorang yang merasa hampa atau tidak ada arti dalam hidupnya mungkin mencoba menyakiti diri sendiri sebagai upaya untuk merasakan sesuatu, bahkan jika itu adalah rasa sakit fisik.

3. Mengalami Trauma

Individu yang mengalami trauma masa lalu, seperti pelecehan atau kehilangan yang signifikan, dapat mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan tersebut dan menggunakan self harm sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit batin.

5. Dorongan untuk Menghukum Diri Sendiri

Beberapa orang mungkin merasa tidak berharga atau bersalah atas sesuatu yang telah terjadi dalam hidup mereka, dan self harm menjadi cara untuk menghukum diri sendiri sebagai bentuk kepengecutan atau ketidakberdayaan.

6. Gangguan Kesehatan Mental

Beberapa gangguan kesehatan mental, seperti gangguan kepribadian borderline, gangguan depresi mayor, atau gangguan kecemasan, dapat meningkatkan risiko self harm.

7. Pengaruh atau Tekanan Lingkungan

Tekanan dari lingkungan sosial atau akademis, seperti bullying, masalah di sekolah, atau hubungan interpersonal yang buruk, bisa menyebabkan individu merasa putus asa dan menggunakan self harm sebagai cara untuk mengatasi tekanan tersebut.

8. Kurangnya Dukungan Emosional

Kurangnya dukungan emosional dapat menjadi salah satu penyebab self harm. Kurangnya dukungan emosional dapat membuat seseorang merasa sendirian dan tidak memiliki tempat untuk berbicara tentang perasaan dan kesulitan yang dihadapinya.

Hal ini bisa menyebabkan perasaan putus asa dan kesulitan dalam mengatasi perasaan batin yang intens. Dukungan emosional adalah perhatian dan pengertian dari orang terdekat yang dapat mengurangi rasa sepi dalam menghadapi kehidupan.

Tanda Seseorang Sedang Melakukan Self Harm

Mengutip dari laman Mayo Clinic, berikut tanda tanda yang bisa kamu kenali jika seseorang sedang melakukan self harm:

- Mengenakan baju lengan panjang atau celana panjang untuk menyembunyikan cedera diri, bahkan dalam cuaca panas
- Kesulitan menjalani hubungan dengan orang lain
- Perilaku dan emosi yang berubah dengan cepat dan bersifat impulsif, intens, dan tidak terduga
- Bekas luka, sering kali berpola
- Menghindari aktivitas yang mengekspos bagian tubuh, misalnya berenang
- Menyimpan benda tajam atau benda lain yang digunakan untuk melukai diri sendiri
- Suka menyendiri
- Menghindar atau menjauhi keramaian

Solusi Mengatasi Self Harm

Penting untuk diingat bahwa self-harm adalah cara yang tidak efektif untuk mengatasi masalah emosional. Bila kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami self-harm, langkah-langkah berikut dapat membantu dalam proses kesembuhan:

1. Jangan Menilai atau Menghakimi

Perilaku self-harm sering kali berasal dari penderitaan yang mendalam, jadi hindari menghakimi atau menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Alihkan energi untuk memberikan dukungan dan empati.

2. Konsultasi dengan Profesional

Konsultasikan masalah ini kepada profesional kesehatan mental atau konselor yang berpengalaman untuk membantu menangani akar penyebab self-harm dan mengembangkan strategi mengatasi perasaan.

3. Buat Jaringan Dukungan

Berbicaralah dengan orang-orang yang kamu percayai tentang apa yang sedang kamu alami. Dapatkan dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan sebaya yang mungkin ada di komunitas kamu.

4. Lakukan Aktivitas Positif

Identifikasi cara-cara lain untuk mengatasi emosi negatif, seperti berolahraga, menulis jurnal, atau mencari hobi yang menenangkan.

5. Berlatih Keterampilan Pengelolaan Stres

Pelajari teknik-teknik pengelolaan stres yang efektif, seperti meditasi, relaksasi otot, atau teknik pernapasan, untuk membantu kamu meredakan ketegangan dan kecemasan.

6. Hindari Stigma

Jangan menyalahkan atau menghakimi seseorang yang mengalami self-harm. Ingatlah bahwa masalah ini kompleks dan sering kali terkait dengan masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan dan pengertian.

Dengan beberapa cara di atas, diharapkan kamu atau seseorang yang kamu kenal dapat mengatasi perilaku self harm. Sebab, tindakan ini hanya akan merugikan diri sendiri dan orang orang yang kamu sayangi maupun sebaliknya.

Itu tadi mengenai self harm, semoga dengan membaca artikel ini dapat menambah pengetahuan kamu tentang self harm ya.

Simak Video "Video: Laki-laki Jangan Gengsi Mengakui Emosi!"


(row/row)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork