Heboh negara di Afrika, Sierra Leone, diserang oleh 'wabah' narkoba bernama kush yang banyak digunakan oleh pemuda setempat. Narkoba jenis kush ini dibuat secara sintetik menyerupai seperti rokok dan ganja.
Narkoba yang muncul sekitar 6 tahun terakhir tersebut banyak beredar di kalangan pemuda yang rata-rata hidup dalam kemiskinan. Pemuda di Sierra Leone mendapatkan narkoba tersebut dari geng kriminal setempat.
"Narkoba ini diproduksi dan didistribusikan oleh geng kriminal. Narkoba ini merupakan gabungan berbagai bahan kimia dan tanaman yang meniru THC alami (cannabinoid) yang dapat ditemukan di ganja," ucap Kepala Badan Penegakan Hukum Narkoba Nasional Abdul Sheku Kargbo dikutip dari Africa News, Rabu (6/8/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahan aktif yang digunakan dapat ditingkatkan secara eksponensial, meningkatkan potensi," sambungnya.
Pengguna narkoba zombie ini dapat ditemukan di berbagai tempat di Ibu Kota Sierra Leone, Freetown. Mereka biasanya ditemukan dalam keadaan duduk lemas dengan kepala terkulai. Bahkan beberapa penggunanya juga dapat tidur berdiri hingga berjalan seperti zombie.
Salah satu pengguna, Michael Mannah (22) sekaligus seorang mahasiswa, mengaku hidupnya berubah drastis ketika menggunakan kush. Ia meminta untuk semua orang menghindari narkoba tersebut.
"Saya dulu orang yang buruk (ketika menggunakan kush), bukan orang yang baik seperti sekarang. Saya merasa seperti ada di dunia yang berbeda saat itu, berbeda dengan sekarang," kata Mannah.
"Hindari kush mungkin merupakan nasihat terbaik yang bisa saya berikan," sambungnya.
Pengguna lainnya bernama Kadiatu (22) juga menceritakan hal yang serupa. Ia mengaku mengalami banyak perubahan buruk pada dirinya usai menggunakan kush.
"Kadang ketika saya bangun tidur tanpa merokok tubuh dan persendian saya terasa sakit. Ketika menggunakannya, suasana hati saya menjadi dingin dan lebih banyak makan," kata Kadiatu.
"Saya dulu wanita yang begitu ceria sebenarnya dan suka mengenakan gaun cantik. Tapi lihat sekarang rambutku, aku bahkan tidak pernah mengepang rambutku lagi," sambungnya.
Kejadian ini menjadi perhatian banyak pihak terlebih efek kush pada pemuda di Sierra Leone dinilai sudah mengkhawatirkan. Rumah sakit banyak menerima pasien yang sudah dalam keadaan parah karena mabuk dan mengalami psikotik.
Penanganan masalah ini terkendala minimnya masalah fasilitas kesehatan di Sierra Leone. Satu-satunya rumah sakit jiwa setempat dibanjiri oleh para pengguna narkoba yang dibawa oleh keluarganya.
"60 persen penerimaan rumah sakit terkait dengan penggunaan kush," ucap pejabat pengamat medis dan psikiater residen," Jusu Mattia.
"Rumah sakit menerima banyak pasien yang sudah berada di kondisi ekstrem karena mabuk atau psikotik," tambahnya.
Akibatnya kurangnya sarana dan prasarana di unit penyalahgunaan obat, banyak pasien akhirnya hanya terbaring di tempat tidur. Perawatan isolasi dilakukan selama tiga sampai enam minggu didukung dengan obat antipsikotik untuk mengurangi atau menghilangkan kecanduan.
"Banyak pengguna kush tidak memiliki akses ke pengobatan apapun. Jika mereka tidak berbahaya, mereka maka akan dibiarkan sendiri hidup seperti 'zombie' tanpa ada yang merawat mereka," ucap Mattia.
"Rumah sakit hanya bisa merawat 'puncak gunung es'. Ini masalah yang sangat besar dan tersebar luas," pungkasnya.











































