Penyanyi papan atas Billie Eilish buka-bukaan soal kecanduan menonton porno yang ia alami. Semua itu berawal ketika ia berusia 11 tahun dan kecanduan tersebut mulai memberikan efek padanya hingga merusak kehidupan percintaannya.
"Saya pikir pornografi adalah aib. Saya dulu sering menonton film porno, jujur saja. Saya mulai menonton porno ketika saya berusia sekitar 11 tahun," ucap Billie Eilish dalam acara The Howard Stern Show.
"Saya pikir itu begitu merusak otak dan saya merasa sangat terpukul karena terpapar begitu banyak pornografi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecanduan pornografi adalah salah satu yang paling umum dialami seseorang. Beberapa dokter beranggapan bahwa kecanduan pornografi juga menjadi bentuk gangguan hiperseksual.
Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2019, masalah ini memiliki prevalensi kurang lebih sekitar 3-6 persen.
Efek Kecanduan Pornografi
Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2017, laki-laki yang mencari pengobatan untuk problematic pornography use (PPU) menemukan perubahan pada otak peserta yang konsisten dengan kecanduan. Para peneliti menemukan otak pria dengan PPU bereaksi berbeda terhadap gambar erotis.
Dikutip dari Medical News Today, kecanduan pornografi juga dapat memberikan efek buruk pada hubungan dengan pasangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pornografi dapat menciptakan ekspektasi seks yang tidak realistis.
Studi lain pada tahun 2013 juga menunjukkan bahwa pria heteroseksual dengan pasangan memiliki kepuasaan seksual yang lebih rendah akibat penggunaan pornografi. Sebaliknya pada perempuan, pornografi dikaitkan dengan kepuasan seksual yang lebih besar.
Beberapa efek umum lain dari pornografi dapat menyebabkan isolasi, peningkatan agresi, keyakinan dan persepsi yang menyimpang tentang hubungan dan seksualitas, perasaan negatif tentang diri, hingga mengabaikan area lain dalam hidup. Berikut ini adalah beberapa efek kecanduan pornografi:
- Kesulitan terangsang secara seksual tanpa pornografi.
- Kehilangan minat dan melakukan lebih sedikit pengalaman seksual dengan pasangan.
- Berkorelasi pada peningkatan perilaku pacaran dan perselingkuhan.
- Pasangan merasa tidak memadai secara seksual dan takut tidak memuaskan pasangan.
- Penurunan hubungan kepuasan seksual dan kedekatan emosional dengan pasangan.
- Kepercayaan pasangan menurun.
(avk/naf)











































