Warga Jabodetabek kini waswas perihal efek paparan polusi udara, khususnya pada mereka yang masih harus mondar-mandir bekerja di luar rumah setiap hari. Menyusul kondisi tersebut, Presiden RI Joko Widodo menyebut bakal mempertimbangkan penerapan sistem kerja dari rumah (WFH).
"Jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working-work from office, work from home," beber Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Memang tak bisa menutup mata, tak sedikit kini warga Jakarta mengeluh 'engap' kala beraktivitas di luar rumah. Banyak juga beredar foto langit Jakarta beberapa waktu terakhir, yang dipenuhi kabut polusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang pekerja di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, yakni Hacika (25) mengaku setuju dengan usulan sistem Work from Home (WFH) kembali diterapkan di tengah situasi polusi Jakarta yang sedang parah-parahnya. Ia mengaku gegara situasi udara Jakarta saat ini, dirinya menjadi rentan gatal-gatal dan pilek. Begitu juga ia melihat banyak orang di sekitarnya menjadi mudah batuk dan bersin-bersin.
"Menurutku dengan adanya WFH bisa mengurangi (efek polusi udara), tapi harus benar-benar WFH. Karena kan kita ada yang WFH, tapi orang malah jalan-jalan. Jadi memang harus manfaatin banget WFH, benar-benar di rumah," ungkapnya kepada detikcom, Selasa (15/8).
"Aku ngeliat Jakarta sudah para banget. Merinding melihat polusinya dan aku baca di beberapa media kalau Jakarta tuh jadi kota racun, kan seram banget. Belum lagi in the future kasihan sama anak-anak dan cucu kita kalau nggak ada perubahan," sambung Hacika.
Hal senada disampaikan oleh Laras (25), seorang pekerja di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Menurutnya, tidak semua pekerjaan bisa dijalankan dengan sistem WFH. Pun WFH kembali diterapkan, belum tentu hasilnya efektif menekan efek paparan polusi udara jika warga masih mondar-mandir di jalan raya misalnya untuk bekerja di kafe.
"Lagian percuma juga WFH, tapi masih pada bisa bekerja di kafe. Atau nyelesain pekerjaan di rumah, sorenya nongkrong atau main keluar membawa kendaraan. Sia-sia," beber Laras.
Seorang pekerja lainnya di Jakarta Pusat, Bella (25) menjelaskan dirinya seringkali mengalami masalah pernapasan, yang kini diduganya akibat sering terpapar polusi udara.
Ia setuju dengan usulan sistem WFH. Namun jika memang kondisi tidak memungkinkan untuk seorang pekerja 'full' bekerja dari rumah, sistem 'hybrid' bisa diterapkan, yakni dengan beberapa hari bekerja di rumah dan beberapa hari bekerja di kantor.
"Sebenernya aku adalah salah satu orang yang sakitnya nggak sembuh-sembuh. Entah flu, batuk, sesak napas, pilek, pokoknya aku nggak sembuh-sembuh saat itu. Berkelanjutan. Ya aku pikir karena gue kecapekan atau apa, tapi setelah dipikir-pikir aku ngerasa emang cuaca atau udara yang kurang baik," beber Bella.
"Semua orang sekarang sudah WFO (Work from Office), semua orang beraktivitas di luar rumah, semua orang kerja atau pergi pakai mobil, motor, atau transportasi umum setiap hari. Menurutku ini masalah utama kenapa cuaca atau udara yang kurang baik," pungkasnya.
Simak Video "Video: Polusi Udara Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes "
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)











































