Menkes Cerita Jepang Hadapi Krisis Dokter, Populasi Mulai Didominasi Centenarian

Menkes Cerita Jepang Hadapi Krisis Dokter, Populasi Mulai Didominasi Centenarian

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 15 Agu 2023 18:28 WIB
Menkes Cerita Jepang Hadapi Krisis Dokter, Populasi Mulai Didominasi Centenarian
Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth
Jakarta -

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin buka-bukaan soal kekhawatiran tenaga kesehatan asing membanjiri Indonesia pasca Undang Undang kesehatan baru disahkan. Menurutnya, hal itu tampak mustahil lantaran hampir seluruh negara menghadapi persoalan yang sama, minim atau krisisnya tenaga dokter dan dokter spesialis.

Dalam beberapa kesempatan, Menkes mengaku berkomunikasi langsung dengan sejumlah negara, salah satunya Jepang.

"Ketemu sama orang Jepang, Menkesnya bilang waduh Jepang centenariannya makin banyak. Centenarian itu apa? Orang dengan usia 100 tahun semakin banyak, org dengan usia 100 kan nggak bisa praktik sebagai dokter, mereka perlu perawat sebagai pengganti, terus mereka bilang kalau bisa Indonesia kirim dong 10 ribuan setahun, (tenaga kesehatan)," cerita Menkes dalam agenda di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tren yang tak jauh berbeda ditemukan di Belanda, mereka mengalami aging population atau populasi yang semakin menua. Menkes Belanda juga disebutnya turut meminta ketersediaan Indonesia mengirim tenaga dokter dan dokter spesialis kurang lebih lima ribu dalam satu tahun.

"Jadi dibanjiri dari mana? Karena semuanya kurang (tenaga dokter dan dokter spesialis) jadi untuk teman-teman yang merasa seperti itu, kekhawatiran itu agak berlebihan tidak ada satupun negara yang kelebihan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

UU baru diakuinya memang mengizinkan masuknya tenaga kesehatan asing, tetapi tidak lantas mengabaikan proses adaptasi yang menjadi persyaratan. Penempatan nakes asing juga akan difokuskan pada daerah terluar dan terpencil.

Banyak nakes asing diakui Menkes tertarik dengan penempatan di wilayah terpencil lantaran menganggap sebagai pengalaman baru.

"Mungkin buat kita nggak menarik, tapi bagi mereka menarik," katanya.

Selain itu, kebutuhan nakes asing bakal ditempatkan sebagai pengajar yang ditujukan sebagai transfer knowledge untuk menambah kualitas masing-masing dokter. Menkes lagi-lagi mengimbau publik untuk tidak khawatir, nakes asing juga tidak diperbolehkan membuka praktik mandiri.

"Praktiknya harus di RS dan ada proses adaptasi, sama seperti yang dulu cuma nanti akan kita bedakan mana lulusan di Filipina, atau lulusan Harvard Medical school, ya supaya apa, supaya talenta-talenta masuk untuk bisa mengatasi isu jumlah distribusi dan juga untuk mengatasi kuantitas, nggak ada satupun di negara yang Menkes-nya bilang kelebihan nakes," pungkas dia.




(naf/naf)

Berita Terkait