Kemenkes Ungkap Ada 91 Kasus Calon Dokter Spesialis Di-bully di RS

Round Up

Kemenkes Ungkap Ada 91 Kasus Calon Dokter Spesialis Di-bully di RS

Averus Kautsar - detikHealth
Minggu, 20 Agu 2023 05:00 WIB
Kemenkes Ungkap Ada 91 Kasus Calon Dokter Spesialis Di-bully di RS
Ilustrasi. (Foto: Dok. Shutterstock)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI mengumumkan ada 91 laporan kasus perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan dokter spesialis. Jumlah laporan tersebut tercatat dalam waktu sebulan setelah instruksi Menteri Kesehatan terkait perundungan diterbitkan.

Berkaitan dengan kasus perundungan tersebut, Kemenkes telah memberikan hukuman berupa teguran pada tiga rumah sakit di bawah lingkungan Kemenkes. Ketiga rumah sakit itu adalah RS Cipto Mangunkusumo, RS Hasan Sadikin, dan RS Adam Malik.

Adapun bentuk perundungan yang terjadi di lingkungan rumah sakit tersebut berupa permintaan biaya di luar kebutuhan pendidikan dokter spesialis hingga pemberian waktu jaga dengan durasi yang dinilai tidak masuk akal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkes melalui Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr Azhar Jaya mengatakan bahwa pihaknya akan menangani secara serius permasalahan perundungan yang terjadi di lingkungan rumah sakit. dr Azhar juga meminta para korban untuk tidak takut melakukan pelaporan apabila mengalami ataupun melihat aksi perundungan.

"Ke depannya kami akan terus memperluas kanal pelaporan agar mempermudah bagi siswa didik atau siapapun yang merasa dirundung ketika berada di RS kemenkes atau RS pendidikan agar terus melaporkan kepada kami," ucap dr Azhar dalam konferensi pers, Kamis (18/8/2023).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, ia memastikan bahwa korban yang mau melaporkan perundungan tidak akan mendapatkan hukuman dari instansi.

"Tidak usah takut karena kami akan melindungi dan akan menindaklanjuti setiap kasus yang dilaporkan secara serius," sambungnya.

"Jadi tidak ada pelapor yang dikeluarkan, atau diskorsing atau sebagainya. Karena kami yakin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia juga akan mendukung karena ini baik untuk semuanya," ucap dr Azhar.

Awal Mula Perundungan Terbongkar: Bermula dari Video Viral di Tiktok

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, temuan kasus bullying ini berawal dari video viral yang memperlihatkan seorang tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara kasar pada pasien. Setelah diusut, barulah ketahuan bahwa tenaga kesehatan tersebut mengalami stres karena beban kerja yang dialaminya saat menempuh pendidikan di rumah sakit.

"Ada Tiktok mengenai di rumah sakit di Adam Malik, bahwa ada dokter yang memberikan pelayanan yang sangat buruk dan kasar kepada pasien," ucap Menkes Budi dalam acara yang sama.

"Setelah kita cek, ternyata yang bersangkutan adalah peserta didik dokter spesialis yang kemudian stres karena memang mendapatkan perlakuan dan juga jam kerja yang sangat jauh di luar normal," sambungnya.

Menkes Budi mengatakan akhirnya pihaknya melakukan diskusi dengan banyak dokter peserta pendidikan spesialis. Terungkap bahwa hampir 100 persen peserta dalam diskusi mengalami hal serupa.

NEXT: Temuan 'Buku Panduan' Bullying dari Senior

Menkes Budi menjelaskan banyak sekali cacian dan kata kasar yang dikeluarkan oleh pelaku perundungan pada peserta calon dokter spesialis. Bahkan tak jarang panggilan-panggilan yang bersifat rasial juga dikeluarkan oleh senior.

Ia juga menyoroti adanya 'buku panduan' perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan dokter spesialis. Buku tersebut berbagai aturan yang harus diikuti oleh peserta didik. Menkes Budi menyayangkan isi buku tersebut yang menurutnya sangat tidak pantas.

"Bahkan malah ada buku panduan yang harus diikuti dan apa yang ada di buku tersebut menurut kami tidak pantas dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan pendidikan," ujar Menkes.

"Buku panduan tersebut mencantumkan juga harus beliin ini sewain ini, sehingga keluar juga uang dan bisa puluhan juta per bulan atau ratusan juta per tahun," tambahnya.

Menurutnya, banyak peserta pendidikan dokter spesialis akhirnya menjadi pesuruh senior ketika tengah menimba ilmu. Menkes Budi mengatakan bahwa hal ini harus segera dibersihkan karena sudah menjadi tradisi yang tidak baik.

"Ini harus dibereskan karena ini rumahnya Kementerian Kesehatan kita tidak ingin rumah kita rumah yang isinya serabutan tidak berbudaya," jelasnya.

"Saya percaya masih banyak sekali peserta didik senior guru-guru yang baik, ini hanya segelintir, cuman karena selalu dibiarkan makanya ada terus. Kita harus rapikan dengan tegas," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(avk/vyp)
Bye-bye Bullying PPDS
12 Konten
Pemerintah menunjukkan keseriusan mengatasi problem bullying alias perundungan di lingkungan PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis). Sedikitnya 3 rumah sakit mendapat teguran dari Kementerian Kesehatan RI.

Berita Terkait