Pro Kontra ASN DKI WFH 50 Persen demi Tangkal Polusi Udara

Pro Kontra ASN DKI WFH 50 Persen demi Tangkal Polusi Udara

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 22 Agu 2023 06:00 WIB
Pro Kontra ASN DKI WFH 50 Persen demi Tangkal Polusi Udara
Polusi di DKI Jakarta. (Foto: Andhika Prasetia)
Jakarta -

Sejumlah ASN di DKI Jakarta mulai melakukan uji coba bekerja dari rumah atau WFH sejak Senin (21/8/2023). Ini dilakukan dengan harapan mampu mengurangi efek buruk paparan polusi udara.

"Pelaksanaan uji coba WFH dilakukan dengan persentase kehadiran 50 persen di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, berlaku pada 21 Agustus-21 Oktober 2023 bagi ASN yang melakukan fungsi staf atau pendukung," jelas aturan tersebut dalam keterangan tertulis pada Jumat (18/8).

Meski begitu, kebijakan ini tidak berlaku pada layanan yang bersifat langsung kepada masyarakat. Misalnya seperti RSUD, Puskesmas, Satpol PP, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Perhubungan, hingga pelayanan tingkat kelurahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, uji coba kebijakan WFH bagi ASN DKI ini akan dilakukan selama 2 bulan hingga 21 Oktber. Pelaksanaan uji coba ini dilakukan dengan persentase kehadiran 50 persen bagi ASN yang melakukan fungsi staf atau pendukung.

Namun, kualitas udara Jakarta di hari pertama pelaksanaan WFH masih belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Berdasarkan aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas Indonesia, yang diakses Senin pagi (21/8) pukul 9.55, daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, berada di zona merah dengan tingkat AQI 153 dan PM2.5 menyentuh 61.

ADVERTISEMENT

Sementara itu di Gondangdia, tingkat polusi udara berada di angka 164 dengan PM 2.5 sebesar 83. Di wilayah zona merah lainnya, yakni di Kembangan Selatan berada di kategori 'tidak sehat' dengan kualitas udaranya di angka 163 dan PM 2.5 sebesar 80.

Sementara berdasarkan situs pemantau udara, IQAir, pada Senin (21/8) pukul 10.00, nilai kualitas udara di Jakarta berada di angka 163 dengan tingkat PM2.5 saat ini 15.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

NEXT: Seberapa Efektif WFH untuk Kurangi Efek Polusi Udara?

Lantas, seberapa efektif pelaksanaan WFH ini untuk mengurangi efek buruk polusi udara?

Menanggapi itu, spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Feni Fitriani Taufik, SpP(K), menyebut penerapan WFH mungkin bisa menekan risiko masalah pernapasan pada masyarakat. Ini terutama yang masih harus beraktivitas di luar rumah, misalnya untuk melakukan perjalanan ke tempat kerja.

Namun, penerapan WFH bukan sepenuhnya dapat mengatasi masalah polusi. Sebab, ada kemungkinan polutan udara Jakarta yang sekarang bukan hanya berasal kendaraan bermotor.

"Tapi kalau untuk mengatasi polusi udara, yang kita atasi bersama-sama. Untuk mengurangi efek polusi udara, mengurangi pajanan kepada masyarakat, ya WFH mungkin bisa jadi pertimbangan," ujar dr Feni.

Disebutkan, transportasi hanya menyumbang 40 persen polutan udara. Artinya, pun sistem WFH diterapkan secara ekstrem, masalah polusi yang terselesaikan hanya sekitar 40 persen.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Polusi Udara Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes "
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Berita Terkait