Polusi udara yang 'ugal-ugalan' di Jakarta membuat masyarakat resah. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah dampak kesehatan yang muncul akibat kondisi udara tidak sehat.
Berbagai solusi pun muncul untuk mengurangi dampak buruk polusi udara. Salah satunya dengan menempatkan tanaman hias di dalam ruangan guna membersihkan udara. Sebab, beberapa jenis tanaman hias ternyata dikenal mampu menyerap polutan dan membersihkan udara.
Berikut fakta-faktanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Mampu Menyerap Racun di Udara
Dikutip dari jurnal Reviews on Environmental Health yang diprakarsai spesialis paru dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), sejumlah tanaman disebut mampu menyerap berbagai macam zat beracun yang ada di lingkungan.
"Tumbuhan memiliki kemampuan menyerap dan mengkatabolisme berbagai macam zat beracun yang ada di lingkungan atau jugam disebut fitoremediasi, meskipun kemampuan ini masih belum dimanfaatkan secara optimal sebagai media penjernihan udara di ruang," tulis penelitian itu.
2. Jenis Tanaman Hias yang Bersihkan Udara
Termasuk lidah mertua, sebenarnya ada beberapa jenis tanaman yang diyakini bisa menangkal polusi udara. Beberapa di antaranya mungkin tampak tidak asing, berikut jenis-jenis tanaman yang konon bisa digunakan sebagai 'air purifier' alami.
- Green spider plant (Chlorophytum elatum) atau tanaman hias Lili Paris
- Chinese evergreen (Aglaonema modestum) atau tanaman sri rejeki
- Bamboo palm (Chamaedorea seifrizii) atau Palem Bambu
- Elephant ear philodendron (Philodendron domesticum) atau tanaman hias Kuping Gajah
- Aloe vera atau lidah buaya
- Mother-in-law's tongue (Sansevieria trifasciata 'Laurentii') atau tanaman Lidah Mertua
- Florist's chrysanthemum (Chrysanthemum morifolium) atau bunga krisan
- English Ivy (Hedera helix) atau tanaman daun ivy
- Peace lily (Spathiphyllum 'Mauna Loa')
Next: Efektivitas tanaman hias tangkal polusi
3. Efektivitas Tangkal Polusi
Dokter spesialis paru dr Erlina Burhan, SpP(K) mengungkapkan memperbanyak tanaman di luar maupun dalam rumah (indoor) bisa dilakukan di tengah situasi buruknya kualitas udara saat ini. Kendati demikian, ia menyebut langkah tersebut belum tentu cukup untuk mengatasi efek polusi udara.
"Masih ada kontribusinya tapi tidak cukup, terutama bila sumber polusi tidak diintervensi," ujar dr Erlina saat dihubungi detikcom, Senin (21/8/2023).
"(Penggunaan tanaman hijau di area tempat tinggal) sedikit membuat udara lebih bersih. Sedikit banget dibanding polusi yang sudah pada level mengkhawatirkan," sambungnya.
4. Mendadak Banyak Diincar?
Dengan fungsi penyaring udara tersebut, apakah membuat tanaman hias tertentu banyak diincar masyarakat?
Arjun, penjual tanaman hias di Jakarta Selatan, mengaku usahanya sama sekali tidak mengalami peningkatan meski di tengah polusi. Menurutnya, udara yang kotor tidak cukup untuk mendorong orang-orang agar membeli tanaman hias.
"Kalau peningkatan nggak ada. Walaupun udara di Jakarta dikatakan kotor, nggak ada pengaruh untuk penjualan tanaman, yang ada malah penurunan," tandasnya.











































