Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor Prof Dr Purwiyatno Hariyadi menjelaskan fortifikasi pangan bisa menjadi salah satu cara mengatasi kekurangan gizi di Indonesia. Fortifikasi pangan sebagai salah satu upaya pemenuhan zat gizi mikro masyarakat merupakan intervensi yang terbukti cost-effective.
Salah satu bentuk fortifikasi pangan yang bisa dikonsumsi untuk pemenuhan gizi adalah ultra processed food (UPF). Dia menyebut tak semua makanan ultra proses buruk untuk tubuh.
"Misal, pengolahan susu menjadi yogurt atau gandum yang diolah menjadi roti merupakan contoh pemrosesan makanan sederhana yang tetap memiliki kandungan gizi," kata Purwiyatno dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (24/8/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UPF juga dapat diperkaya dengan micronutrients dan asam amino yang dapat dikonsumsi tubuh dengan mudah. Proses itu juga lazim dikenal dengan proses fortifikasi.
Purwiyatno menjelaskan, beberapa makanan ultra proses memerlukan fortifikasi dengan penambahan vitamin dan mineral penting untuk mengatasi kekurangan nutrisi, yang mencakup kekurangan zat besi, kalsium, dan vitamin D. Proses fortifikasi tidak mengubah warna maupun rasa sehingga bisa membantu perbaikan gizi ke masyarakat.
"Beberapa makanan yang diproses fortifikasi dengan penambahan vitamin dan mineral dibutuhkan untuk menggantikan kebutuhan nutrisi yang hilang selama proses pengolahan, seperti zat besi, kalsium dan vitamin D," ucap Purwiyatno.
Upaya lain juga yang untuk mencukupi kebutuhan gizi adalah dengan perubahan perilaku masyarakat agar mengkonsumsi sumber makanan yang beragam dan kaya akan kandungan gizi.
(kna/kna)











































