Pentingnya Pemahaman Obat Herbal Berdasarkan Kandungan & Cara Pembuatan

Pentingnya Pemahaman Obat Herbal Berdasarkan Kandungan & Cara Pembuatan

Sponsored - detikHealth
Jumat, 25 Agu 2023 13:21 WIB
Pentingnya Pemahaman Obat Herbal Berdasarkan Kandungan & Cara Pembuatan
Foto: shutterstock
Jakarta -

Peningkatan penggunaan obat-obatan herbal secara global menjadi tren pesat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak anggapan bahwa pengobatan alami sebagai alternatif lebih aman dibandingkan pengobatan kimia karena komposisinya yang organik.

Namun, penting bagi konsumen untuk berhati-hati dan mengambil keputusan yang cerdas terkait pemilihan dan penggunaan obat-obatan herbal.

Obat Herbal Secara Global dan di Indonesia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di pasar Indonesia dan negara-negara lain, produk herbal terdiri dari kombinasi kompleks bahan alami yang menunjukkan efek multifaset. Setiap produk obat herbal bisa berbeda-beda tergantung pada budidaya tanaman obat, penanganan dan pengolahan panen, serta proses pembuatan obat dari formulasi hingga penyimpanan produk. Oleh karena itu, tidak ada obat generik herbal karena komposisinya dapat sangat bervariasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Indonesia diakui sebagai salah satu produsen dan menempati peringkat ke-19 sebagai negara pengekspor obat-obatan herbal dunia dengan pangsa pasar 0,61% di tahun 2019. Produksi obat-obatan herbal didukung oleh keanekaragaman hayati Indonesia dengan lebih dari 19.871 tanaman obat yang digunakan sebagai bahan tradisional.

ADVERTISEMENT

Di antaranya telah teridentifikasi 16.218 tumbuhan, 9.600 tumbuhan diketahui berkhasiat obat, dan 200 spesies sebagai bahan baku industri obat tradisional. Minat yang besar terhadap obat-obatan herbal dikaitkan dengan tradisi budaya penggunaan jamu yang diwariskan secara turun-temurun.

Untuk meningkatkan keamanan konsumsi obat herbal, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia telah menerapkan kebijakan ketentuan dasar pengelompokan dan pelabelan obat bahan alam. Indonesia memiliki sekitar 12.000 jenis obat herbal tradisional, 86 OHT, dan 24 obat fitofarmaka. Standardisasi dan pengawasan ketat terhadap proses produksi obat herbal sangat penting untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.

Apa Keunikan dari Obat-obatan Herbal?

Sediaan obat herbal biasanya merupakan campuran kompleks dengan banyak potensi metabolit aktif atau dikenal sebagai senyawa, sehingga 'bioekivalensi' (dua produk dengan bahan aktif yang identik) tidak mungkin dilakukan.

Membuat obat herbal yang berkhasiat membutuhkan sistem Chemical, Manufacturing, dan Control (CMC) yang kuat untuk didokumentasikan dan diikuti dengan cermat. Hasilnya, ekuivalensi dapat ditetapkan untuk produk atau batch karena memiliki sumber yang setara dan pembuatannya mengikuti sistem produksi CMC yang ketat tersebut.

Bahan aktif dan proses pembuatan produk obat herbal jadi sangatlah kompleks, dan membutuhkan langkah-langkah ketat untuk mencapai kualitas yang baik, serta komposisi yang konsisten sehingga memiliki sifat terapeutik. Keabsahan sifat-sifat produk obat herbal dipengaruhi oleh setiap variasi dari variabel bahan dan cara produksi. Produk akhir obat herbal bahkan dapat kehilangan seluruh sifat-sifatnya apabila terjadi perubahan sumber produk atau suhu ekstraksi.

Oleh karena itu, penting bagi produsen obat-obatan herbal untuk terbuka dalam mengungkapkan dokumentasi lengkap mengenai komposisi obat dan proses pembuatannya. Penggunaannya secara klinik juga harus dikontrol, karena obat herbal memiliki mekanisme biologis yang kompleks pada manusia. Tolak ukur produk yang disebut 'specific evidence' produk herbal, perlu dikontrol mulai dari sumber hingga manfaatnya. Selain itu, edukasi tentang hal ini harus diperluas ke berbagai pemangku kepentingan, termasuk distributor obat, dokter, apoteker, dan pasien.

Tantangan Sektor Ini

Tantangan dalam industri obat herbal termasuk perbedaan komposisi bahan baku, proses produksi, kompleksitas produk, serta risiko interaksi obat dan hilangnya khasiat akibat penggunaan obat herbal yang tidak tepat. Dari sudut pandang manufaktur, persetujuan obat-obatan herbal terkadang hanya didasarkan pada komposisi bahan baku dan memastikan tidak adanya kontaminan manufaktur seperti logam berat atau mikroba.

Oleh karena itu, profiling bahan kimia atau standarisasi dan metodologi selama produksi cukup krusial, karena komposisi dari produk akhir obat-obatan herbal sangat bergantung pada bahan baku dan seluruh langkah pembuatannya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan kimia tanaman, seperti lingkungan tumbuhnya, waktu panen, dan metode yang digunakan dalam proses industri yang terperinci.

Selain itu, produk suplemen herbal merupakan campuran zat yang kompleks dengan efek multifaktorial. Oleh karena itu, produsen obat herbal harus menggunakan pendekatan 'ingerprinting' dalam proses produksinya. Fingerprinting adalah teknik analisis yang digunakan untuk menghasilkan profil karakteristik produk obat herbal berdasarkan komposisi kimianya untuk memastikan konsistensi obat herbal yang dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk melacak proses produksi karena senyawa dalam tanaman hadir dalam jumlah yang sangat kecil.

Metode ini memberikan data lengkap tentang metabolit dalam obat herbal, termasuk komposisi, senyawa penanda, perhitungan bahan aktif dalam suplemen, dan deteksi kotoran atau kontaminan. Bioekivalensi digunakan untuk obat kimia di Indonesia dalam Obat Generik Berlogo (OGB), tetapi obat herbal lebih kompleks dan sering memiliki perbedaan pada fingerprint, sehingga mengakibatkan perbedaan sifat produk. Ketidak hati-hatian dalam beralih dari satu produk herbal ke produk lainnya dan mencari produk berdasarkan harga terendah dapat menyebabkan risiko interaksi obat dan bahkan produk palsu yang berbahaya.

Simpulan

Dengan pemahaman yang baik tentang produksi, kontrol kualitas, dan penggunaan obat-obatan herbal, konsumen dapat membuat keputusan yang cerdas. Profesional di bidang kesehatan juga perlu memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang obat herbal untuk memastikan kesejahteraan dan kesehatan pasien.

Pemahaman yang lebih mendalam mengenai obat-obatan herbal dan adopsi praktik-produk yang aman dan terstandarisasi dapat mengoptimalkan manfaat dari penggunaan obat herbal dalam mendukung kesehatan dan kualitas hidup.

Professor Michael Heinrich Dr. rer.nat habil., M.A., Dipl. Biol., FLS

Profesor Heinrich adalah seorang ahli biologi farmasi, ahli farmakognosi, dan antropolog dengan pengalaman melakukan penelitian selama lebih dari 30 tahun dalam banyak aspek transdisipliner produk alam obat dan bioaktif, serta pada antarmuka ilmu budaya dan alam. Dia adalah Pemimpin Redaksi Bagian Etnofarmakologi dalam organisasi Frontiers in Pharmacology dan Wakil Presiden Society for Medicinal Plant and Natural Product Research. Sejak 2012, ia menjadi Kepala dan Profesor di Pusat Farmakognosi dan Phytotherapy, University College London (UCL), School of Pharmacy, London (UK).

(Content Promotion/Michael Heinrich)

Berita Terkait