Menkes Beberkan Alasan Semprot Air ke Jalan Tak Efektif Tangkal Polusi

Menkes Beberkan Alasan Semprot Air ke Jalan Tak Efektif Tangkal Polusi

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 28 Agu 2023 08:35 WIB
Menkes Beberkan Alasan Semprot Air ke Jalan Tak Efektif Tangkal Polusi
Penyemprotan air ke jalan demi menangkal polusi. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Penyemprotan air ke jalan demi meredam polusi udara diyakini tak efektif. China, yang lebih dulu melakukan hal sama, dalam studinya melaporkan polusi malah bertambah parah imbas peningkatan partikel PM 2.5.

Hal ini selaras dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dirinya menyebut penyemprotan air ke jalanan hanya memindahkan polusi dari satu tempat ke yang lain.

"Partikel PM 2.5 banyak beredar di udara atas, bukan di bawah, Jadi sebenarnya kalau menyemprot harus di atas, bukan di bawah," kata Menkes di Jakarta, dikutip dari Antara Senin (28/8/2023).

"Kegiatan penyemprotnya juga harus luas karena kalau sedikit itu hanya menggeser-geser saja malah bisa menyebarkan pindah ke tempat lain," imbuhnya.

Mengutip WHO, Menkes menjelaskan sumber polusi udara yang disebabkan partikel berasal dari PM 2.5 dan PM10. Menurutnya, hanya ada dua hal yang bisa menghilangkan kedua sumber polusi tersebut, yakni hujan lebat dan angin kencang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya, tren yang terjadi di HUT RI 17 Agustus lalu, kualitas udara membaik saat angin kencang dilaporkan di sekitar Ibu Kota, sehingga polusi menjauh ke wilayah lain.

Pada 17 Agustus 2023 lalu, berbagai pemantauan indeks kualitas udara di Jakarta menunjukkan angka berwarna kuning bahkan hijau karena saat itu ada angin kencang yang meniup polusi udara menjauhi Ibu Kota Indonesia tersebut.

Sementara tiga penyebab utama polusi udara disebut Menkes meliputi transportasi, pembangkit listrik tenaga uap yang memakai bakar batu bara, serta industri-industri yang memakai batu bara atau bahan bakar karbon lainnya.

"Jadi kalau mau mengurangi PM 2.5 itu yang biasanya dikurangi adalah transportasi, pembangkit listrik, dan industri. Inilah yang menyebabkan banyak PM 2.5 berada di atas," pungkas Menkes.




(naf/up)

Berita Terkait