Kesehatan fisik menjadi salah satu hal yang paling diperhatikan orang-orang dalam hidupnya. Pasalnya, jika fisik kita sehat, menjalani segala kegiatan dan aktivitas akan menjadi lebih mudah. Namun, ada hal lain yang tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik, yakni kesehatan mental. Sebagian orang lupa atau bahkan menyepelekan masalah kesehatan mental. Padahal kesehatan mental juga sangat berpengaruh dalam berjalannya aktivitas kita sehari-hari.
Beruntung di tahun 2023 ini, masyarakat sudah mulai aware mengenai pentingnya masalah kesehatan mental. Salah satu masalah kesehatan mental yang mungkin sebagian orang hadapi adalah anxiety disorder.
Anxiety disorder bisa diartikan sebagai gangguan kecemasan. Anxiety disorder dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja, belajar, dan berpartisipasi dalam aktivitas lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalian mungkin bertanya-tanya mengenai apa saja penyebab dari anxiety disorder ini dan bagaimana untuk mengatasinya. Nah, untuk itu, simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai anxiety disorder.
Pengertian Anxiety Disorder
Dikutip melalui psychiatry.org anxiety disorder adalah gangguan kecemasan yang mengacu pada antisipasi terhadap kekhawatiran di masa depan. Anxiety atau kecemasan adalah reaksi normal terhadap stres. Kecemasan sendiri pada tingkat ringan dapat bermanfaat dalam beberapa situasi, sebagai contoh kecemasan dapat mengingatkan kita akan adanya bahaya dan membantu kita untuk mempersiapkan diri dan memperhatikan.
Anxiety disorder berbeda dengan perasaan gugup atau cemas yang normal dan melibatkan rasa takut atau cemas yang berlebihan.
Anxiety disorder adalah gangguan mental yang paling umum. Gangguan ini mempengaruhi hampir 30 persen orang dewasa. Anxiety disorder lebih dari sekedar merasa gugup atau takut.
Gejala Anxiety Disorder
Gejala dari anxiety disorder bisa berbeda-beda setiap orang, namun untuk gejala umumnya seperti berikut ini:
- Merasa gugup, cemas, gelisah,, dan tegang.
- Merasakan panik karena adanya bahaya yang akan datang atau malapetaka.
- Detak jantung meningkat daripada biasanya.
- Bernapas dengan cepat atau biasa disebut dengan hiperventilasi.
- Berkeringat sekujur tubuh.
- Badan terasa gemetar.
- Merasa lemah atau lelah.
- Kesulitan dalam berkonsentrasi.
- Mengalami kesulitan tidur atau insomnia.
- Pencernaan terganggu.
- Kekhawatiran berlebih sehingga kesulitan untuk mengendalikannya.
- Memiliki keinginan untuk menghindari hal-hal yang memicu kecemasan.
Penyebab Anxiety Disorder
Penyebab pasti dari anxiety disorder hingga saat ini tidak diketahui. Hal ini membuat sulit untuk mencegah gangguan kecemasan atau memprediksi siapa yang akan mengalaminya.
Namun, banyak penelitian yang sudah dilakukan di bidang ini. Berikut ini beberapa faktor risiko terjadinya anxiety disorder yang dilansir laman Clevelandclinic.
1. Chemical Imbalance atau Keseimbangan Kimiawi
Stres yang parah, berlebih, dan berlangsung lama dapat mengubah keseimbangan kimiawi yang mengendalikan suasana hati kamu. Sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Mengalami banyak stres dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anxiety disorder.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan biasanya menjadi salah satu faktor yang bisa menyebabkan anxiety disorder. Lingkungan yang terlalu banyak memberi tekanan dan memberi trauma dapat memicu anxiety disorder, terutama pada seseorang yang sudah mewarisi risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
3. Keturunan
Keturunan merupakan salah satu faktor risiko anxiety disorder. Anxiety disorder cenderung menurun dalam keluarga. Jika kamu memiliki anxiety disorder bisa saja hal itu diwariskan oleh salah satu atau kedua orang tua kamu.
Macam-macam Anxiety Disorder
- Obsessive Compulsive Disorder
- Panic Disorder
- Social Anxiety Disorder
- Phobia
- Gangguan Kecemasan Pasca Trauma
- Generalised Anxiety Disorder
Cara Mengatasi Anxiety Disorder
1. Cari Tahu Tentang Anxiety
Mempelajari semua hal tentang anxiety adalah hal yang penting untuk mengatasi terjadinya anxiety disorder. Sebagai contoh, edukasi mencakup pemeriksaan fisiologi, seperti respons "lari atau melawan", yang merupakan cara tubuh menghadapi bahaya yang akan datang. Bagi orang dengan gangguan kecemasan, respons ini dipicu secara tidak tepat oleh situasi yang pada umumnya tidak berbahaya. Edukasi adalah cara yang penting untuk meningkatkan kontrol terhadap anxiety disorder.
2. Cepat Sadar
Ketika merasa cemas, seseorang dapat menghabiskan banyak waktu untuk terjebak dalam pikiran-pikiran yang memicu kecemasan. Dengan kesadaran, memandu kita untuk mengembalikan perhatian kita ke momen saat ini dan melepaskan diri dari pikiran-pikiran yang mungkin tidak membantu.
3. Melakukan Teknik Relaksasi
Seseorang yang merasa cemas hampir sepanjang waktu mengalami kesulitan untuk bersantai, tetapi mengetahui cara atau teknik untuk relaksasi dapat menjadi strategi yang bermanfaat. Teknik relaksasi meliputi:
Relaksasi otot progresif
Pernapasan perut
Latihan relaksasi isometrik
4. Melatih Teknik Pernapasan yang Benar
Gejala fisik dari anxiety disorder dapat dipicu oleh hiperventilasi, yang meningkatkan kadar oksigen dan mengurangi jumlah karbon dioksida dalam darah. Karbon dioksida membantu dalam pengaturan reaksi tubuh terhadap kecemasan dan kepanikan. Akan sangat membantu bagi seseorang yang menderita kecemasan untuk belajar bernapas dari diafragma, bukan dari dada, untuk melindungi diri dari hiperventilasi.
Kuncinya adalah membiarkan perut kamu mengembang saat kamu bernapas. Kamu dapat memastikan bahwa kamu bernapas dengan benar dengan meletakkan satu tangan di perut bagian bawah dan tangan lainnya di dada. Pernapasan yang benar bisa dilihat melalui perut kami yang bergerak, bukan dada. Hal ini juga membantu memperlambat pernapasan kamu saat merasa cemas.
Teknik pernapasan perut mungkin sulit untuk dilakukan bagi sebagian orang. Tapi jangan khawatir ada beberapa teknik pernapasan lain yang bisa dicoba. Seperti menahan napas selama beberapa detik. Menahan nafas selama beberapa detik dapat membantu meningkatkan kadar karbon dioksida dalam darah kita.
5. Terapi Kognitif
Terapi kognitif berfokus pada perubahan pola pikir dan keyakinan yang terkait dan memicu terjadinya kecemasan. Sebagai contoh, seseorang dengan fobia sosial dapat memperburuk kecemasannya dengan pikiran negatif seperti, berpikiran bahwa semua orang menganggap dirinya tidak menyenangkan. Dasar dari terapi kognitif adalah perasaan. Perasaan dipicu melalui keyakinan yang akhirnya menghasilkan perilaku. Strategi kognitif ini dapat membantu kamu dalam memantau pembicaraan kamu, menantang ketakutan dan keyakinan yang tidak membantu, dan menguji realitas pikiran negatif.
6. Terapi Perilaku
Komponen utama dari terapi perilaku adalah pemaparan. Terapi pemaparan melibatkan dengan sengaja menghadapi ketakutan kamu untuk menghilangkan kecemasan pada diri. Pemaparan memungkinkan kamu untuk melatih diri kamu sendiri untuk mendefinisikan kembali aspek bahaya atau ketakutan dari sebuah situasi.
7. Mengatur Pola Makan
Dengan mengatur pola makan, dapat mengatasi anxiety disorder. Salah satu nutrisi penting yang perlu diperhatikan dalam mengatur pola makan adalah mineral magnesium.
Mineral magnesium membantu jaringan otot untuk rileks, dan kekurangan magnesium dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan insomnia. Asupan vitamin B dan kalsium yang tidak memadai juga dapat memperburuk gejala kecemasan. Pastikan pola makan kamu mencakup makanan seperti sereal gandum, sayuran hijau, dan produk susu rendah lemak.
Nikotin, kafein, dan obat-obatan stimulan (seperti yang mengandung kafein) memicu kelenjar adrenal kamu untuk melepaskan adrenalin, yang merupakan salah satu bahan kimia stres utama. Makanan lain yang harus dihindari termasuk garam dan bahan tambahan buatan, seperti pengawet. Sangat disarankan untuk memakan makanan yang masih segar.
8. Olahraga
Entah kesehatan fisik atau kesehatan mental, olahraga menjadi salah satu cara yang cukup efektif dalam menghadapi keduanya. Gejala fisik dari kecemasan disebabkan oleh respons "lari atau melawan", yang membanjiri tubuh dengan adrenalin dan pemicu stres lainnya. Olahraga dapat meningkatkan relaksasi. Usahakan untuk melakukan olahraga setidaknya tiga hingga empat kali setiap minggu, dan variasikan olahraga kamu untuk menghindari kebosanan.
9. Bersikap Jujur
Bersikap jujur berarti mengkomunikasikan segala kebutuhan, keinginan, perasaan, keyakinan, dan pendapat kamu kepada orang lain secara langsung. Seseorang dengan gangguan kecemasan mungkin mengalami kesulitan untuk bersikap jujur karena mereka takut akan konflik atau merasa bahwa mereka tidak memiliki hak untuk berbicara. Namun, berhubungan secara pasif dengan orang lain akan menurunkan rasa percaya diri dan memperkuat kecemasan.
10. Meningkatkan Self-Esteem
Orang dengan gangguan kecemasan seringkali memiliki self-esteem yang rendah. Merasa tidak berharga dapat memperburuk kecemasan dalam banyak hal. Hal ini dapat memicu interaksi dengan orang lain dan menumbuhkan rasa takut akan di judge. Self-esteem yang rendah mungkin juga terkait dengan dampak gangguan kecemasan pada kehidupan kamu.
11. Memecahkan Masalah
Beberapa orang dengan anxiety disorder lebih sering mengkhawatirkan suatu masalah daripada secara aktif menyelesaikannya. Mempelajari cara menyelesaikan masalah dapat membantu mengatasi anxiety disorder. Karena dengan begitu, kita bisa mengelola kecemasan dan rasa depresi kita.
12. Obat-Obatan
Penting untuk diingat bahwa obat-obatan merupakan tindakan jangka pendek, bukan sebagai solusi untuk anxiety disorder. Studi penelitian menunjukkan bahwa terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif, jauh lebih efektif daripada obat-obatan dalam mengelola gangguan kecemasan dalam jangka panjang. Dokter kamu mungkin akan meresepkan obat penenang atau antidepresan singkat untuk membantu kamu mengatasi gejala.
13. Mendapatkan Dukungan dari Keluarga atau Orang Sekitar
Dukungan dari keluarga, kerbat, teman dan orang sekitar sangat berpengaruh dalam mengatasi anxiety disorder. Hal ini dikarenakan, dukungan dapat memungkinkan orang dengan anxiety untuk merasa nyaman dan aman dalam bersosialisasi.
Nah demikian penjelasan yang bisa detikcom rangkum mengenai apa sih anxiety disorder itu dan bagaimana gejala, penyebab, serta cara efektif dalam mengatasinya. Semoga artikel ini bermanfaat!
(fds/fds)











































