Pria di Amerika Serikat (AS), Dylan Stone Miller, telah menjadi ayah biologis dari 96 anak lantaran menjadi seorang donor sperma. Pria tersebut belum lama ini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur perangkat lunak lantaran ingin bertemu dengan semua anaknya.
Bahkan ia rela meninggalkan tempat tinggalnya di Atlanta, Georgia, dan melakukan perjalanan ke utara menuju Kanada dengan satu tujuan, yaitu bertemu sebanyak mungkin dari 96 anak biologisnya. Sejauh ini Miller telah bertemu 25 anak di antaranya.
Adapun perjalanannya bertemu anak-anaknya itu dimulai dari media sosial. Menurut laporan Wall Street Journal, Miller sempat menerima pesan Facebook pada 2020. Pesan tersebut datang dari Alicia Bowes, salah satu dari dua ibu dari balita yang merupakan salah satu anak kandung Stone-Miller.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat berharap Anda tidak merasa dilanggar dengan cara apa pun, tetapi ini adalah hari Thanksgiving di Kanada dan saya ingin memberitahu Anda betapa berterima kasihnya keluarga saya kepada Anda," kata Bowes.
Pesan itu tiba beberapa bulan setelah Miller berpisah dari istrinya. Segera setelah itu, dia bertanya kepada Bowes apakah dia bisa bergabung dengan grup Facebook yang diberi nama sesuai dengan ID bank spermanya. Menurut Wall Street Journal, Bowes dapat melacak Miller di media sosial melalui rincian yang diperoleh dari file donornya.
Saat sudah masuk grup tersebut dan mengatakan bahwa dia tertarik untuk bertemu dengan anak kandungnya, yang sebagian besar adalah orang Amerika, 20 orang tua memperbolehkannya.
Ayah 96 anak itu pun telah mengunjungi Bowes, yang tinggal di Edmonton bersama dua putri yang keduanya merupakan anak biologis Miller, pada dua kesempatan.
Salah satu kunjungannya, yang merupakan perjalanan terpanjang dalam perjalanannya, berlangsung selama sembilan hari. Baik anak-anaknya, Bowes, pasangannya, dan Miller masih berusaha menjalani hubungan baik.
Sebelum bertemu dengan Bowes dan keluarganya, Miller juga sempat mengunjungi anak biologisnya di Atlanta dan Connecticut sebelum menuju ke barat hingga Vancouver.
Miller pertama kali mulai mendonorkan spermanya ketika dia masih seorang mahasiswa, dan menerima USD100 atau sekitar Rp 1 juta dari bank sperma Xytex.
Adapun motivasinya menjadi donor tersebut yakni ingin membayar pengacaranya setelah dia didakwa meminum minuman beralkohol di bawah umur, namun dia terus melakukannya selama enam tahun.
Meskipun beberapa negara membatasi jumlah anak per donor, AS tidak memiliki batasan nasional. American Society for Reproductive Medicine menawarkan pedomannya sendiri, yang menyarankan batasan 25 anak per donor dalam populasi 800.000 jiwa.
Di Kanada, aturannya serupa, maksimal 25 keturunan per 800.000 penduduk dapat dilahirkan dari satu donor, meskipun tidak ada batasan jumlah keluarga yang akan 'dibentuk'. Berbeda dengan AS, donor sperma di Kanada tidak mendapat kompensasi.
(suc/vyp)











































